Konflik Rusia dan Ukraina memiliki kemiripan dengan apa yang dialami oleh Indonesia saat zaman penjajahan Hindia Belanda dulu.
Menurut Akademisi Indonesia Ariel Heryanto, invasi Rusia ke Ukraina adalah buntut konflik panjang kedua negara tersebut.
Konflik dua negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet memiliki akar masalah yang sama dengan penjajahan Belanda terhadap Indonesia.
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina adalah bagian dari negara Uni Soviet, sebelum pada akhirnya Soviet runtuh tahun 1991.
Baca Juga: Sejumlah Negara Jatuhi Sanksi Ekonomi Kepada Rusia, Simak Daftar Sanksinya...
Keruntuhan Uni Soviet itu membuat Ukraina merdeka pada 24 Agustus 1991.
Setelah Ukraina merdeka tak lantas diakui keberadaannya oleh Rusia, bahkan sampai hari ini Vladimir Putin menganggap Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa.
"Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa, satu kesatuan, berasal dari ruang sejarah dan spiritual yang pada dasarnya sama," tulis Vladimir Putin dalam esainya berjudul Tentang kesatuan sejarah Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Presiden Jokowi Diminta Ambil Langkah Diplomatis untuk Hentikan Invasi Rusia di Ukraina
Hal demikian yang membuat Rusia merasa punya wewenang atas negara Ukraina.
Ariel Heryanto mengatakan, konflik Rusia dan Ukraina memiliki kesamaan sejarah dengan penjajahan Belanda terhadap Indonesia.
Pertama, kata dia, Rusia tidak mengakui kedaulatan Ukraina.
"Seperti Belanda tak mengakui keabsahan Republik Indonesia 1945," katanya dikutip Populis.id dari akun twitternya, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Dinilai Tidak Berdampak Efektif
Kedua, dia melanjutkan, agresi militer Rusia ke Ukraina yang mulai terjadi pada Kamis (24/2/2022) mengingatkan kejadian saat Belanda mengagresi wilayah Indonesi pada tahun 1947-1949.
Dia mengatakan, tujuan agresi militer Rusia ke Ukraina mirip dengan Belanda terhadap Indonesia.
"Tujuannya juga mirip-mirip. Bukan untuk mencaplok, tapi membentuk pemerintahan yang tunduk padanya," terangnya.
Profesor Kajian Indonesia pada Universitas Monash Australia ini menyatakan, akar masalahnya pun ada kemiripan.
Baca Juga: Invasi Rusia Terhadap Ukraina, Presiden Jokowi Serukan Perdamaian: Stop Perang!
"Rusia menengok sejarah (Uni Soviet) untuk mengeklaim Ukraina sebagai bagian dari wewenangnya. Belanda menengok sejarah (Hindia Belanda) untuk mengeklaim Indonesia bagian dari wewenangnya," beber dia.
Meski demikian, menurutnya, perbandingan terbatas tersebut tidak mengabaikan dimensi lain yang berbeda dari kedua kasus.