Fahri Hamzah turut menanggapi wacana penundaan pemilu 2024 yang juga berarti memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi. Mohon semua omongan Fahri ini diingat agar sejarah kelam bangsa tidak terulang.
Semua omongan Fahri itu dibuat dalam tweet bersambung. Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia itu mengawali tweetnya dengan mengajak semua harus mulai jujur untuk mengatakan hal-hal yang oleh sejarah diulang secara memilukan.
Di antara yang memilukan dalam sejarah bangsa adalah bagaimana pemimpin berakhir dengan tidak baik. Ada yang dikudeta, diturunkan di tengah jalan, didemo, bahkan dihapus namanya dalam sejarah.
"Semua itu pasti ada sebab-sebabnya yang bisa kita pelajari. Semua itu pasti bisa kita hindari," tulis Fahri, Kamis (3/3/2022).
Fahri mengatakan ikhtiar bangsa membangun negara demokrasi berdasarkan pada hukum dan konstitusi adalah dalam rangka menghindari hal-hal yang pahit dalam sejarah.
Tidak perlu menengok jauh ke masa-masa pra kemerdekaan, bagaimana pemimpin kerajaan-kerajaan yang memang sistemnya memungkinkan ketidakpastian jadwal suksesi terjadi, harus sering berakhir dengan kudeta berdarah dan penakluk keluar sebagai pemimpin negara. Tetapi, cukup mengulas tradisi pasca republik.
"Mudah kita analisa karena jumlah presiden yang kita miliki belum terlalu banyak. Tetapi, presiden yang kita miliki dan tidak terlalu banyak itu hampir semua harus berakhir secara tragis dan memilukan," singgung Fahri.
Lihat Sumber Artikel di Akurat Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Akurat.