Baru-baru ini, nama Fikri Bareno atau Buya Fikri menjadi perbincangan hangat netizen karena videonya saat salat viral di media sosial.
Video salat Buya Fikri menarik perhatian karena ia melakukan dua kali rukuk saat salat di atas mobil komando.
Baca Juga: Aduh! Sindir Orang Salat 2 Kali Rukuk, Mahfud Md: Salat…
Diketahui bahwa video tersebut diambil saat Buya Fikri salat di tengah aksi unjuk rasa bersama Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Kementerian Agama (Kemenag) pada Jumat (4/3/2022).
Setelah video itu viral, media sosial Majelis Ulama Indonesia (MUI) digeruduk oleh netizen karena Buya Fikri diketahui sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI.
Tak hanya itu, kini netizen menguliti sesuatu tentang Fikri, salah satunya mempertanyakan gelar yang digunakannya.
Hal itu disampaikan oleh akun Twitter @Utara99912. Pada Minggu (6/3/2022), ia membuat surat terbuka untuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Di awal cuitannya, pemilik akun menyebut tentang Buya Fikri yang jadi perbincangan karena kesalahanya dalam salat.
“Surat Terbuka Kepada Yth. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi @ditjendikti @Itjen_Kemdikbud @Kemdikbud_RI Salam hormat. Dalam beberapa hari ini, nama Fikri Bareno, salah satu pengurus MUI, sedang santer dibicarakan karena kesalahannya dalam salat,” buka @Utara99912 dikutip Populis.id pada Senin (7/3/2022).
Setelah itu, ia mengungkapkan kalau Buya Fikri kerap memakai gelar yang berbeda di beberapa kesempatan.
Baca Juga: Imbas Fikri Bareno yang 2 Kali Rukuk Saat Salat, Tagar Bubarkan MUI Masuk Trending Twitter
Ia menjelaskan, “Setelah saya mencari tahu, ada beberapa gelar yang inkonsisten dipakai oleh Fikri Bareno. Di situs MUI, ia memakai gelar Dr. H. Fikri Bareno, MA. Sementara itu di situs Partai Dakwah Rakyat Indonesia, ia memakai gelar KH. Buya Fikri Bareno, SE., MBA, M. Ag.”
“Sebelumnya, pada tahun 2013, yang bersangkutan dikenal dengan gelar Drs. H. Fikri Bareno, M. Ag., MBA,” lanjutnya.
Pemilik akun itu mengaku sempat mencari data Buya Fikri di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), tapi tidak ditemukan apa pun.
“Saya berusaha mencari di pangkalan data dikti untuk menemukan nama Fikri Bareno, namun namanya tidak saya temukan,” tuturnya.