Emak-emak Antre Minyak Goreng, Tifatul Sembiring : Ini Teror Sebenarnya, Bukan Penceramah Agama!

Emak-emak Antre Minyak Goreng, Tifatul Sembiring : Ini Teror Sebenarnya, Bukan Penceramah Agama! Kredit Foto: dpr.go.id

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyoroti kelangkaan minyak goreng.

Ia mengunggah sebuah video yang melihatkan masyarakat rela antre berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng.

Baca Juga: KSP Ajak Masyarakat Makan SIngkong dan Ubi Imbas Bahan Pokok Naik, Gus Umar: Mending Yang Jadi Kepala KSP Raffi Ahmad

Ia menyebut kalau ini merupakan teror untuk negara yang sebenarnya.

“Ini teror terhadap rakyat yang sebenarnya. Di mana-mana antri minyak goreng, nggak peduli covid, mak-mak rela antri ber jam-jam. Jelas?" kata dia dari Twitter @tifsembiring yang dikutip populis.id pada Rabu (9/3/2022).

Baca Juga: Secara Etika Usulan Penundaan Pemilu 2024 Sangat Bermasalah, Petinggi Partai Jangan Pentingkan Ego!

Menurutnya, pemerintah memperhatikan nasib rakyat daripada menuduh penceramah sebagai radikal.

“Jangan ustaz-ustaz, penceramah agama yang dituduh radikal, disusupi teroris. Kalian itu makan gaji dari uang rakyat. Paham!” tandasnya.

Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan ketersediaan minyak goreng yang langka di pasaran. Sudah sekitar 3 bulan ini, masyarakat selalu berkutat dengan masalah tersebut.

Terkait hal itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menampik kabar minyak goreng langka.

“Pertama, minyak goreng ini tidak langka, tersedia,” terang dia dalam diskusi publik secara daring, Selasa (8/3).

Baca Juga: Banjir Kritik Untuk Kemendag di Tengah Kesulitan Minyak Goreng

Oke Nurwan mengatakan hal yang menjadi masalah di lapangan adalah masyarakat itu mencari harga yang murah, yakni sesuai harga eceran tertinggi (HET) sekitar Rp14 ribu per liter. Namun, untuk ketersediaan minyak goreng sendiri masih aman.

“Hanya masalahnya yang dituntut masyarakat itu mana yang Rp14 ribu, mana yang Rp13 ribu, mana yang Rp11.500, kalau harga tinggi banyak, di mana-mana ada, ke pasar mana pun harga tinggi ada, pasti ada, online juga ada,” terangnya.

Apalagi, pihaknya terhitung sejak 14 Februari telah mendistribusikan sekitar 370 juta liter minyak goreng ke semua provinsi. Sementara itu, rata-rata konsumsi nasional per hari adalah 20 juta liter, artinya kelangkaan ini tidak ada.

“Ini mau bulan ketiga, secara prinsip minyak goreng yang beredar itu (ada), tapi ada yang mempermainkan, baik dari aliran (distribusi) dan harga,” tutup Oke Nurwan.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover