Kepala BNPT Ingatkan Santri Bahaya Radikalisme: Banyak penyalahgunaan Agama untuk Tujuan Radikalisasi

Kepala BNPT Ingatkan Santri Bahaya Radikalisme: Banyak penyalahgunaan Agama untuk Tujuan Radikalisasi Kredit Foto: Viva

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengajak para alim ulama untuk melindungi generasi muda dari radikalisme dan terorisme, serta memotivasi santriwan-santriwati untuk mempromosikan wajah Islam yang damai.

Hal tersebut merupakan respon atas maraknya propaganda radikal menggunakan narasi keagamaan yang tersebar di dunia maya.

"Banyak penyalahgunaan agama untuk tujuan radikalisasi terjadi di internet, konten-konten yang mereka anggap sebuah perjuangan agama, untuk itu kyai dan alim ulama harus menjaga generasi muda Indonesia," ujar Boy Rafli saat menberikan sambutan dalam pembukaan Santri Speech Contest yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Cinta Rosulullah Jombang, Senin (14/3/2022).

Baca Juga: BNPT Rilis Penceramah Radikal, MUI Angkat Bicara!

Penyalahgunaan agama banyak menyeret ribuan masyarakat Indonesia, termasuk di antaranya generasi muda, untuk bergabung dalam jaringan teror.

Fenomena ini tak hanya menjadi momok bagi Indonesia saja, tetapi juga banyak negara. Oleh sebab itu, peran tokoh agama dan santri sangat vital dalam menggiatkan dakwah yang cinta terhadap agama, negara dan sesama.

"Kalau kita ingin berdakwah, jangan lupa prinsip hubbul waton minal iman yang diwariskan ulama di Indonesia, maka semangat untuk hidup secara damai di negara kita yang penuh keberagaman ini akan membawa kedamaian bagi saudara kita yang lain," ingatnya.

Baca Juga: Pesan Terbaru Kepala BNPT Buat Pendakwah: Ceramah Harus….

Mantan Kadiv Humas Polri tersebut pun berharap, santriwan-santriwati generasi penerus bangsa dapat menjadi agen kontra propaganda terhadap penyalahgunaan narasi keagamaan. Serta, menjadi duta bangsa dalam mensyiarkan agama Islam damai dan arif di seluruh dunia.

Sebelumnya, Kepala BNPT bersilaturahmi dengan pengasuh dan pengurus ponpes Tebuireng. Di sana, Boy menyampaikan pentingnya penguatan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin yang menjadi fondasi kuat bangsa Indonesia dalam menghadapi isu radikalisme dan terorisme.

Ia mengatakan, ulama berperan sentral dalam memberikan pencerahan terhadap nilai agama dan makna persatuan di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Soal Ciri Penceramah Radikal, BNPT Kena Omel Anwar Abbas: Kenapa yang Disebut Hanya Penceramah? Diskriminatif Ini!

"Kami terus melakukan penguatan Islam yang rahmatan lil alamin yang tentu itulah modal yang sangat baik bagi Indonesia dengan semangat toleransi, tetap menjaga persatuan dan keberagaman di negara kita," tegas Boy.

Senada dengan Kepala BNPT, pengurus ponpes Tebuireng Gus Abdul Hakim Mahfudz mengatakan, BNPT dan Tebuireng memiliki visi dan misi yang sama dalam hal membangun persatuan.

Selain itu, pendalaman ilmu agama dengan benar menjadi hal yang penting agar tidak terjadi salah tafsir dan penyalahgunaan narasi agama untuk melakukan kekerasan.

"Ini sesuatu yang bagus sekali, sama dengan apa yang ada di Tebuireng ini. Kami mengikuti apa yang telah ditinggalkan oleh KH. Hasyim Asy'ari yang paling utama adalah bagaimana membangun persaudaraan dan persatuan, kemudian karena ini lembaga pendidikan jadi penekanan terhadap belajar ilmu agama dengan benar jadi tidak salah menafsirkan apa yang diajarkan agama," jelasnya.

Lihat Sumber Artikel di Rakyat Merdeka Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Rakyat Merdeka.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover