Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik pernyataan yang menyebut bahwa penundaan Pemilu 2024 merupakan aspirasi masyarakat. Ia meminta, elite politik tak mengeklaim adanya big data yang mendukung penundaan tersebut.
"Jangan kita membiarkan ada mereka yang memanipulasi suara rakyat, memanipulasi data, dan informasi. Jangan mempermainkan suara rakyat," ujar AHY dalam pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta dan Maluku Utara di Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga: Amien Rais Hantam Presiden Jokowi, Tudingannya Gak Main-main, Keras Bos!
Ia mengatakan salah satu hasil survei yang menyatakan 62,3 persen publik tak setuju penundaan Pemilu 2024.
Alasan pemulihan ekonomi nasional dan pembangunan ibu kota negara (IKN) tak dapat dijadikan alasan untuk menunda kontestasi.
"Cuma 10,3 persen yang setuju itu pun mungkin dibayar. Apa pun alasannya 70-an sekian persen tidak setuju, jadi rakyat yang mana, big data katanya banyak sekali di jagat maya," ujar AHY.
Baca Juga: Bingung Sama Luhut, Hasto: Kenapa Ada Pembantu Presiden yang Buat Wacana Tidak Menyehatkan?
Amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, kata AHY, memang bukan merupakan sesuatu yang haram.
Namun, jika langkah tersebut dilakukan untuk menunda Pemilu 2024 dinilainya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap reformasi.
"Konstitusi bukan kitab suci tetapi juga jangan dipermainkan, katanya suara rakyat, suara rakyat yang mana? Kalau kemudian direkayasa sedemikian rupa untuk melanggengkan kekuasaan, ini yang tidak benar," ujar AHY.
Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.