Pakar komunikasi dan politik Emrus Sihombing membeberkan perbedaan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal itu disampaikan Emrus untuk merespons isu penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden yang disampaikan oleh Luhut.
Luhut mengklaim mempunyai big data suara 110 juta pengguna media sosial yang ingin Pemilu 2024 ditunda.
"Ini, lah, bedanya. Jokowi adalah seorang negarawan yang taat konstitusi," ujar Emrus dilansir dari genpi pada Senin (21/3/2022).
Baca Juga: Galak Banget! Denny Siregar: Gak Perlu Bersikap Sok Lembut Kepada Laskar FPI, Mereka Itu Kriminal!
Tentu bukan tanpa alasan Emrus menyebut Jokowi sebagai negarawan yang taat konstitusi.
Pasalnya, Jokowi menjadikan konstitusi sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
"Berbeda dengan Pak Luhut yang politikus yang memang berpikir secara politik," kata Emrus.
Pernyataan yang ingin menunda Pemilu 2024 dan memperpanjang masa jabatan presiden menunjukkan bahwa Luhut bukan seorang negarawan.
Pasalnya, secara konstitusi, masa bakti seorang presiden hanya diperbolehkan maksimal dua periode.
"Jika ada yang mengusulkan untuk penundaan pemilu, artinya ingin melanggar konstitusi,” jelasnya.
Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.