Budayawan Sudjiwo Tejo tampil menjadi dalang pada acara pembukaan Konsolidasi Nasional dan Bimteknas Pimpinan Fraksi PKS se-Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu malam (23/3/2022).
Tejo dalam pagelaran wayang kulit kontemporer malam itu membawakan lakon ‘Brajadentist Mbalelo’. Dia mengenakan jas oranye warna yang identik dengan lambang PKS, serta memakai kain batik dan belangkon putih.
Sebelum menampilkan wayang, Tejo berkelakar menyinggung polemik wayang haram yang sempat viral buntut dari ceramah Khalid Basalamah.
"Saya terima kasih kepada PKS yang akan menampilkan barang haram ini (wayang)," ujarnya disambut gelak tawa hadirin.
Namun, dia buru-buru mengklarifikasi ucapannya dengan mengatakan bahwa Ustaz Khalid Basalamah tidak pernah mengharamkan wayang.
"Guyon.. Guyon, karena Ustaz Basalamah gak pernah ngomong gitu (wayang haram), saya sudah lihat," jelas Tejo, kemudian langsung menjelaskan alur cerita wayang yang akan ditampilkannya.
Baca Juga: Elektabilitas PKS Terus Meningkat, Kader Gak Boleh Berpuas Diri...
Sepanjang penampilannya yang berdurasi sekitar dua jam tersebut, Dalang yang dikenal sebagai Presiden Jancukers itu banyak menyinggung isu yang saat ini sedang hangat di tengah masyarakat.
Tejo dalam penampilannya juga menyinggu wacana penundaan pemilu 2024. Dia mengajak dialog Presiden PKS Ahmad Syaikuh dengan menanyakan sikap PKS terkait wacana penundaan pemilu.
“Sikap PKS gimana, Pak?”, tanya Sujiwo.
“PKS tegas menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden karena melanggar konstitusi”, jawab Syaikhu.
Kemudian, Sujiwo menanggapinya dengan memberi perumpamaan soal kepala dan peci yang kekecilan, yang secara implisit mengkritik rencana perubahan konstitusi untuk menambah masa jabatan Presiden.
“Kalau kepala itu diibaratkan sebagai konstitusi, dan peci itu adalah kebutuhan. Saat kebutuhan itu tidak lebih besar, tidak cukup di kepala, maka apakah konstitusinya (kepala) yang harus dikecilkan (diubah)?” ujar Sujiwo.
Sementara itu, Ahmad Syaikuh yang turut hadir dalam acara ini mengucapkan terima kasih kepada Sujiwo Tejo yang telah berkenan untuk kembali mengisi acara PKS dan menyajikan pertunjukkan yang sarat nilai dan pesan moral.
“Kami berterima kasih kepada Mbah Tejo yang sudah memberikan pencerahan kepada kader PKS, bagaimana kader-kader PKS juga harus memahami budaya. Karena dulu, wali songo juga menjadikan budaya, khususnya wayang seperti itu, bukan hanya sebagai sebuah tontonan semata, melainkan tuntunan”, ungkap Syaikhu.