Bantah Klaim Big Data Luhut, Survei SMRC: Masyarakat Bawah Tolak Pemilu Ditunda

Bantah Klaim Big Data Luhut, Survei SMRC: Masyarakat Bawah Tolak Pemilu Ditunda Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa lapisan masyarakat bawah menolak wacana penundaan pemilu 2024.

Dalam surveinya, SMRC mengklasifikasikan masyarakat lapisah bawah berdasarkan tempat tinggal (desa dan kota), pendidikan, dan pekerjaan.

"Biasanya masyarakat yang dianggap lapisan bawah adalah orang-orang yang tinggal di pedesaaan," ujar pendiri SMRC, Saiful Mujani dalam keterangan tertulis yang diterima Populis.id, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Alamak! Klaim Big Data Pak Luhut Terbongkar Jelas! Ternyata Oh Ternyata...

Saiful menjelaskan, survei SMRC menunjukkan sebanyak 83 persen penduduk desa menolak pemilu ditunda. Sementara itu, 82 persen penduduk perkotaan juga menolak pemilu ditunda.

“Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penduduk pedesaan dan perkotaan dalam isu penolakan pemilu. Umumnya mereka menolak penundaan,” kata Saiful.

Selain itu, dari klasifikasi berdasarkan pendidikan mayoritas masyrakat juga menolak penundaan pemilu. Warga tamatan perguruan tinggi sebanyak 94 persen menolak penundaan pemilu, tamatan SLTA atau SMA (85 persen), dan 77 persen tamatan SD atau SMP.

Baca Juga: Gegara Klaim Big Data Penundaan Pemilu, Rocky Gerung Sebut Luhut sebagai Musuh Publik

“Artinya pernyataan bahwa masyarakat lapisan bawah tidak menginginkan pemilu (dilaksanakan tepat waktu) itu tidak benar. Ada 77 persen masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan SLTP ke bawah menginginkan Pemilu 2024 tetap dilaksanakan,” kata Saiful.

Demikian pula dari klasifikasi pekerjaan, yang dibagi dalam dua kelompok (pekerja kerah biru dan kerah putih). Hasilnya, yang menolak penundaan pemilu dari pekerja kerah biru sebanyak 80 persen, sedangkan kerah putih sebanyak 88 persen.

Saiful menegaskan bahwa tidak benar masyarakat kerah biru tidak menginginkan pemilu tepat waktu, itu tidak ada dasarnya.

“Ternyata para buruh, pekerja harian, para petani gurem, yang tidak punya lahan, opini umum mereka pemilu tetap di 2024,” ungkapnya.

Baca Juga: Sujiwo Tejo Mendalang di Acara PKS, Singgung Wayang Haram Khalid Basalamah dan Penundaan Pemilu

Hasil survei SMRC ini dengan tegas membantah pernyataan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, masyarakat lapisan bawah tidak menganggap pelaksanaan pemilu penting. Menurutnya, masyarakat lebih mementingkan urusan ekonomi.

Saiful Mujani pun mengatakan bahwa pernyataan Luhut itu tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, barangkali benar masyarakat bawah mementingkan ekonomi, tapi belum tentu mengabaikan pelaksaan pemilu 2024.

Baca Juga: Wacana Tunda Pemilu, Apakah Ada Manipulasi Big Data?

"Aspek ekonomi itu penting bagi masyarakat bawah, betul. Tapi itu tidak membuat mereka mengorbankan pemilu," terangnya.

Lebih lanjut Saiful menjelaskan, para ekonom sudah menyatakan bahwa pelaksanaan pemilu justru membuat ekonomi bergerak.

"Dari data-data yang ada, rakyat secara umum menolak gagasan presiden tiga periode maupun penundaan Pemilu," tutup Saiful.

Terkait

Terpopuler

Terkini