Aksi pawang hujan, Rara Istiati Wulandari, di MotoGP Mandalika menyita perhatian publik. Tak terkecuali anggota parlemen.
Bagi politikus PDIP Hardiyanto Kenneth, pawang hujan merupakan kearifan lokal dan tidak perlu diperdebatkan panjang lebar.
Baca Juga: Orang Demokrat Senggol Erick Thohir: Memecat Immanuel Bukan Cuma Kampungan, Tapi Juga Menyerang...
Menurut Anggota DPRD DKI Jakarta itu, aksi pawang hujan di MotoGP Mandalika justru bisa membuat Lombok makin terkenal.
"Adanya aksi pawang hujan itu, membuat Mandalika dan Lombok yang memiliki destinasi wisata alam dan tradisi nyongkolan makin terkenal dan menjadi perbincangan dunia," kata dia.
Baca Juga: Imbas Bela Munarman, Ketua Joman Kena Pecat, Muannas: Pantas!
Menurut Kenneth, pawang hujan di Mandalika merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang bisa dikenalkan kepada dunia, bahwa ini adalah bagian dari budaya Indonesia.
"Pawang hujan ini jika dikaitkan dengan agama, ya, tidak sepadan. Kalau bicara soal sosial budaya, inilah Indonesia dengan beragam budaya kearifan lokalnya," kata Kenneth.
Dia melanjutkan masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kebudayaannya yang kaya.
"Indonesia itu unik dan menarik karena kaya akan adat istiadat dan budaya. Hal inilah yang tidak bisa ditemukan di negara lain," tutur Kenneth.
Baca Juga: Diduetkan dengan Anies Baswedan, AHY: Tak Ada yang Tak Mungkin...
Kenneth mencontohkan budaya cingcowong di Jawa Barat, yakni upacara untuk meminta hujan. Cingcowong sudah dilakukan terus-menerus secara turun-temurun oleh masyarakat Luragung.
Oleh karena itu, Kenneth meminta aksi pawang hujan di Mandalika bisa diambil sisi positifnya.
Lihat Sumber Artikel di JPNN.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan JPNN.com.