DMI Utak Atik Penggunaan Toa Masjid Saat Bulan Puasa, Pak Jusuf Kalla Kena Senggol Haris Pertama, Celetukannya Nggak Kira -kira Bos!

DMI Utak Atik Penggunaan Toa Masjid Saat Bulan Puasa, Pak Jusuf Kalla Kena Senggol Haris Pertama, Celetukannya Nggak Kira -kira Bos! Kredit Foto: Istimewa

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama mengkritik keras peraturan penggunaan toa masjid pada bulan puasa hingga Idul Fitri tahun ini. 

Menurut Haris pengaturan penggunaan pengeras suara dari masjid dan mushola adalah peraturan ngawur, sebab selama ini, masyarakat Indonesia sendiri tidak pernah menyoal penggunaan toa masjid. Haris bahkan mengatakan, seumur hidupnya dia baru kali ini mendengar peraturan yang model begini. 

Baca Juga: Arab Saudi Batasi Penggunaan Toa Masjid Saat Bulan Puasa, Fiks Kelompok Ekstrimis Kejang-kejang!

“Atur aja sesukanya deh… cape juga kasih masukan jika tidak didengar. Seumur hidup saya belum pernah tuh ada keluhan-keluhan mengenai pengeras suara masjid. Baru di jaman inilah ada seperti ini,” kata Haris dalam sebuah cuitannya di akun twitter pribadinya dilansir Populis.id Rabu (30/3/2022). 

Sebagaimana diketahui, DMI menerbitkan surat edaran (SE) untuk menyambut bulan suci Ramadhan.SE DMI tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat DMI, Jusuf Kalla. Seruan SE DMI ini diharapkan agar dilaksanakan oleh jajaran pengurus DMI dari pusat hingga daerah, juga kepada dewan kemakmuran masjid (DKM) dan takmir masjid seluruh Indonesia guna disosialisasikan kepada masyarakat. 

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Bikin Ulah Lagi, Usai Minta Hapus Ayat Alquran, Sekarang Malah Hina MUI, Sebut Kumpulan Manusia Konslet

Adapun isi SE DMI tersebut menekankan pada empat poin imbauan utama dalam pelaksanaan tradisi ibadah di bulan suci Ramadhan. Salah satu poinnya adalah mengutamakan kekhusyukan dan kesyahduan bulan suci Ramadhan dengan: 

a. Menggunakan pengeras suara luar hanya untuk azan, iqamah, dan tartil Quran yang diatur durasinya antara 5-10 menit sebelum tanda waktu shalat tiba; 

b. Tidak menggunakan pengeras suara luar untuk melakukan dzikir atau doa para imam shalat, tahlilan, puji-pujian, barzanji, nasyid, lagu-lagu religi dan sejenisnya. Apabila menghendaki penggunaan pengeras suara maka hendaknya menggunakan pengeras suara dalam saja; 

c. Menjauhkan pengeras suara masjid atau mushala dari anak-anak dan suara-suara gaduh; 

d. Semua bentuk ceramah dan kultum hendaknya menggunakan pengeras suara dalam; 

e. Kegiatan tadarus atau tilawatil Quran dengan menggunakan pengeras suara hendaknya hanya diperuntukkan bagi yang sudah fasih atau lancar dan memiliki kemampuan qiraatil Quran yang bagus dengan tetap memperhatikan batas waktu istirahat (jam tidur) masyarakat; 

f. Takbiran dalam rangka menghidupkan malam Hari Raya Idul Fitri hendaknya dilakukan serentak oleh DKM/takmir masjid/mushala dengan mengatur penggunaan pengeras suara luar sampai batas waktu istirahat (jam tidur) masyarakat (pukul 22.00) dan setelah itu dapat dilanjutkan dengan menggunakan pengeras suara dalam.

Terkait

Terpopuler

Terkini