Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyorot perhatian setelah menyampaikan pernyataan tentang salat tarawih.
Luhut menyebut tarawih bisa lebih bebas asal jemaah menjalani protokol kesehatan seperti memakai masker dan sudah menerima vaksin booster.
“Kalau tarawih bisa lebih bebas, rapat, tapi tangan dicuci, ini (masker) pasang, booster,” ucap Luhut pada Sabtu (19/3/2022).
Pernyataan Luhut tersebut kemudian menerima respon dari berbagai pihak, salah satunya Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Martak.
Respon Yusuf tentang pernyataan Luhut tersebut diunggah oleh salah satu netizen melalui akun Twitter @Lelaki_5unyi.
“Substansinya bagus, tapi referensinya lucu. Kok ada orang yang tidak beragama Islam, non Islam, yang kapasitas sebagai menterinya pun tidak ada kaitannya dengan agama, tapi ikut celometan ngelarang orang untuk beribadah,” ujar Yusuf Martak dikutip Populis.id dari cuitan akun @Lelaki_5unyi yang diunggah pada Selasa (29/3/2022).
Yusuf Martak pun mempertanyakan apakah aturan yang disebutkan juga berlaku untuk rumah ibadah lainnya, ia juga menyinggung tentang MotoGP Mandalika.
Ia mengatakan, “Pertanyaan saya, apakah di rumah-rumah ibadah yang lain juga diperlakukan sama atau tidak. Nah selama ini ke mana.”
“Yang terakhir itu di Mandalika apa yang terjadi? Ada enggak pembatasan-pembatasan kepada pro pembalap dan sebagainya? Kok enak pembalap enggak pakai baju, telanjang baju, telanjang badan, boncengan sana sini enggak pakai masker enggak apa-apa,” ujarnya.
Oleh karena itu, Yusuf Martak menilai bahwa yang selalu diatur adalah kegiatan yang berkaitan dengan agama Islam.
Ia bahkan menantang Luhut berhadapan untuk debat dengannya jika menyangkut masalah agama.
“Kok umat Islam selalu yang dikotak-katik?” tanya Yusuf Martak.
Ia melanjutkan, “Bilang aja sama LBP hadapan sama saya aja deh kalau udah urusan agama, saya udah capek deh kalau udah urusan agama orang ikut-ikut.”
Yusuf Martak kemudian menjelaskan tantangannya bukan karena dirinya arogan, tapi ia berharap peraturan yang diberikan lebih normal dan rasional.
