Biografi Mohammad Hatta: Wakil Presiden Pertama di Indonesia, Miliki Hobi Membaca Buku

Biografi Mohammad Hatta: Wakil Presiden Pertama di Indonesia, Miliki Hobi Membaca Buku Kredit Foto: Seratus Institute

Gemar Membaca Buku

Gemar membaca buku telah membuktikan bahwa seseorang pasti memiliki ilmu pengetahuan yang lebih banyak. Bung Hatta menjadi salah seorang yang berhasil membuktikan ungkapan tersebut.

Dalam buku berjudul "Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya" karangan Meutia Farida Hatta. Ahli antropologi dan politikus itu bercerita bahwa Bung Hatta merupakan orang Indonesia yang gemar mengoleksi buku sejak berusia 16 tahun.

Koleksinya bertambah sejak 11 tahun tinggal di Belanda, bahkan Hatta tercatat menjadi mahasiswa yang memiliki koleksi buku terbanyak dibandingkan mahasiswa lainnya.

Buku yang dikoleksi juga berbagai macam, mulai dari ilmu ekonomi, hukum, tata negara, administrasi negara, filsafat, agama, politik, sejarah, sosiologi, antropologi, dan sastra.

Kegemaran Hatta membaca buku telah menjadikannya sebagai orang penting di Indonesia. Pemikiran-pemikiran yang dicurahkan Hatta juga terkesan out of the box. 

Dilansir dari penerbitbukudeepublish.com. Satu fakta menarik dari Bung Hatta sebagai tokoh yang gemar membaca adalah memiliki koleksi buku yang sangat banyak. Setidaknya terdapat 10.000 judul buka telah beliau koleksi. 

Bahkan ketika kembali dari Belanda. Hatta bersama rekannya harus mengemas 14 peti berukuran 1x1x1 meter hanya untuk membawa koleksi bukunya.

Waktu pembuangan Bung Hatta ke Tanah Merah, Boven Digoel Papua oleh pemerintah kolonial. Kapten Van Langen sebagai kepala pemerintahan memberikan dua opsi kepada Hatta.

Baca Juga: Natalius Pigai ke Ketua MPR: Anda Tidak Mengerti Soal Papua!

Kedua opsi tersebut yaitu bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dan harapan pulang ke daerah asal atau hanya menerima bahan makanan di Natuna tanpa adanya harapan pulang ke daerah asal.

Hatta di sana menjawab untuk tetap ingin berada di Tanah Merah. Rumah beliau di sana telah dipenuhi oleh buku-buku khusus sebanyak 16 peti yang dibawa dari Jakarta.

Melalui buku itu, Hatta dapat dengan mudah memberikan pelajaran  terkait ekonomi, sejarah, dan filsafat kepada rekannya di pembuangan.

Kumpulan bahan pelajaran di sana pun dibukukan menjadi dua judul besar, yaitu “Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan” dan “Alam Pikiran Yunani”. Buku berjudul "Alam Pikiran Yunani" itulah yang akhirnya beliau jadikan sebagai mas kawin saat mempersunting istrinya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover