Setelah menerima banyak serangan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengaku kapok untuk berbicara soal penundaan pemilu lagi. Wakil Ketua DPR itu sekarang punya usulan baru, yakni mendukung agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon. Kini, pria yang akrab disapa Cak Imin itu dinilai sudah kembali ke jalan yang benar.
Sikap politik Imin sekarang memang berbeda dengan sebelumnya. Selama beberapa bulan ini, justru Imin yang getol kampanyekan agar Pemilu 2024 ditunda 2 atau 3 tahun. Padahal, di saat bersamaan, Imin juga rajin ke daerah untuk menghadiri deklarasi dirinya sebagai calon presiden.
Baca Juga: Partai Demokrat Siapkan Diri Jelang Pilpres 2024, AHY Bongkar Siasat, Skenarionya Tak Main-main!
Setelah usulan penundaan pemilu itu sepi peminat dan mendapat respon negatif, Imin langsung putar balik. Dia bilang kapok ngomong lagi soal penundaan Pemilu 2024. "Ya, kalau saya bilang lanjut digebukin banyak orang, dong," kata Imin, di Jakarta, kemarin.
Sekarang, Imin mengaku fokus untuk persiapan Pemilu 2024 yang didalamnya terdapat pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Untuk Pilpres 2024, Imin tidak ingin kontes 5 tahunan itu hanya diikuti oleh 2 pasangan capres-cawapres saja. Minimal, Pilpres 2024 diikuti oleh 3 paslon.
"Jangan sampai dua calon lagi. Supaya tidak mengkristalnya kayak tahun lalu," ujar eks Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.
Imin khawatir, kalau Pilpres 2024 hanya diikuti 2 paslon, maka potensi keterbelahan publik akan lebih besar lagi. Dia mengajak semua pihak mengakhiri residu Pemilu 2019 lalu di bulan Ramadan ini. Ia berharap, tidak ada sisa polarisasi 2019 lalu di Pilpres 2024 mendatang.
"Kompetisi 2024 adalah lembaran baru, adu program dan adu logika, serta adu cara kerja. Bukan lagi logika SARA atau yang lain," imbuhnya.
Terkait koalisi, Imin mengatakan, PKB masih terbuka dengan siapa saja. Bisa religius-nasionalis maupun nasionalis-religius.
Hanya saja, ia mengaku, sampai saat ini belum ada pembicaraan serius terkait pembentukan koalisi. "Banyak sekali yang sudah sangat intens di daerah dibawa ke Jakarta, terus lebih bagus yang begini formatnya, tapi semua itu baru sebatas proses simulasi-simulasi," ungkapnya.
Lihat Sumber Artikel di Rakyat Merdeka Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Rakyat Merdeka.