Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengkritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai politik itu disebutnya partai lokal yang bisa hanya mengurus Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.
Padahal kata dia, cakupan sebuah partai politik adalah mengontrol semua wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Anak Zulkifli Hasan Murka Gegara Anies Baswedan Disikat PSI, Etika Giring Dipertanyakan
Hal ini disampaikan Syahrial Nasution untuk merespon kritka Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha kepada Anies Baswedan yang disebutnya sebagai seorang pembohong sehingga taklayak menjadi Presiden RI
Setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), giliran Partai Demokrat bela Anies Baswedan yang diserang Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Ini partai lokal. Cuma mengurusi Indonesia di DKI,” kataSyahrial dikutip Populis.id Jumat (24/9/2021).
Dalam cuitan itu, Syahrial mengomentari cuitan akun Twitter PSI.
“Masa sih gak bisa membedakan ujaran kebencian dan pengungkapan kebenaran?” cuit PSI.
Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Korupsi Proyek Rumah Dp Rp0, Bekas Anak Buah Mas Anies Segera Diadili
Dalam unggahan tersebut, PSI memajang gambar Ketua Umum PSI Grace Natalie dengan bubuhan kalimat.
“Mengungkapkan fakta-fakta kepada publik terkait kebohongan pemimpin terhadap rakyatnya bukanlah kebencian. Justru itu edukasi kepada rakyat agar benar-benar selektif memilih pemimpin,” demikian petikan kalimat tersebut.
Akan tetapi, Syahrial menilai PSI tidak memiliki keberanian lantaran Indoensia tidak hanya soal DKI Jakarta saja.
“Tidak berani menghadapi kenyataan bahwa negara ini dari Sabang-Merauke,” sambung dia.
Syahrial juga menyinggung penghapusan mural yang bertebaran di berbagai daerah yang mengkritik pemerintah.
Baca Juga: Jangan Kaget! Dengar Nih Janji Terbaru Gubernur Anies Baswedan, 6 Jam Kelar..
“Dimana kebenaran di mural dihapus. Kebenaran di spanduk diturunkan. Dan kebenaran di poster dipolisikan,” kata dia.
Karena itu, Syahrial menganggap bahwa apa ‘serangan’ yang dilakukan PSI terhadap Anies Baswedan adalah sebuah kebencian.
“Tapi mencibir hanya 1 kepala daerah dari 34, namanya kebencian!” tegasnya