Selain itu, Puan juga bersafari ke sejumlah petinggi Nahdlatul Ulama dan melanjutkan silaturahmi yang dibangun sejak era kakeknya, Presiden Soekarno.
"Setiap calon presiden memiliki komunikasi publik yang berbeda. Ada yang memperkuat basis digital mereka," katanya.
"Sudah hampir mendekati 60% masyarakat Indonesia punya media sosial. Semakin baik sosialisasi semakin besar peluang untuk terekspose pada komunitas itu," sambungnya.
Namun kata dia, populer tidak selalu jadi pilihan. Calon presiden harus yang dikehendaki oleh pemilih partainya sendiri, jika tidak dikehendaki oleh pemilih bisa jadi pemilih PDIP akan pergi.
"Dan pekerjaan rumah bagi Puan untuk memenangkan hati pemilihnya. Mbak puan masih perlu bekerja lebih baik lagi meyakinkan pemilih PDIP sendiri. (Sebaliknya) Internal, apakah pemilih PDIP menginginkan mbak Puan maju sebagai calon presiden?” tandas Sirojuddin.
Pemilih PDIP sendiri masih menjadi mayoritas, ini terlihat dalam dua survei terakhir, di mana suara PDIP masih diatas 20%.