Anggota Komisi X DPR RI, Ali Zamroni kesal setengah mati dengan sikap Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko yang sampai saat ini sama sekali tidak meminta maaf setelah dihujat sana sini setelah menyebut mahasiswi berkerudung manusia gurun.
Ali mengatakan, permintaan maaf Budi justru sangat membantu meredakan polemik yang terjadi sekarang, namun sayangnya yang bersangkutan tetap acuh tak acuh setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial itu kendati dikecam.
"Saya juga sangat menyayangkan sampai saat ini tidak ada permintaan maaf, seolah statement tersebut tidak ada salahnya. Apa susahnya minta maaf terkait dengan itu? Padahal dengan adanya permintaan, setidaknya bisa melegakan masyarakat khususnya umat Islam," Katanya saat dihubungi Populis.id pada Senin (09/05/2022).
Ia menegaskan bahwa apa yang disampaikan Budi sudah mencoreng dunia akademik. Menurutnya, pernyataan tersebut sangat tidak pantas keluar dari seorang Rektor yang notabene pernyataanya harus ilmiah dan tidak bernada merendahkan.
"Terlebih sekarang mahasiswa kita kritis-kritis, jadi yang disampaikan harus bernuansa akademik, bukan tuduhan-tuduhan tak berdasar. Hal-hal yang berbau sensitif harus hati-hati disampaikan, dan bukan tidak tepat Rektor menyampaikan hal tak perlu," terangnya.
Apalagi, kata dia, hal sensitif tersebut disampaikan melalui media sosial yang semua orang bisa mengakses. Maka, ia berharap Prof. Budi bisa lebih bijak lagi menggunakan media sosial karena bisa memancing kemarahan masyarakat.
"Bukan tempatnya lah itu mengungkapkan hal yang tak perlu, terlebih hal yang kontroversial. Ini sebaiknya dihindari, bukan justru dilakukan. Media sosial harus dijadikan sarana menyampaikan hal positif," tuturnya.
Pria yang juga Politisi Partai Gerindra mengingatkan bahwa peristiwa Rektor ITK ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh civitas akademika agar lebih bijak dalam memberikan statemen. Seorang Rektor, kata dia, harus fokus pada pemajuan kampus, mahasiswa dan dunia pendidikan.
"Harusnya Rektor turut serta dalam pemajuan dunia pendidikan, bukan dengan memberikan pernyataan yang tidak elok. Maka kita tunggu hasil sidang nanti, sembari menunggu itu sebaiknya Prof. Budi menyampaikan permintaan maaf," pungkasnya.