Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof. Budi Santosa Purwokartiko yang saat ini terseret kasus usai menyebut manusia gurun ternyata merupakan sosok penulis buku yang berisi kisah-kisah keteladanan.
Hal tersebut diungkap dalam laman resmi kampus ITK yang mengulas riwayat hidupnya secara singkat.
Adapun buku yang ia tulis berjudul "Calo yang Insaf", dan ketika ditelusuri lebih jauh, ternyata buku tersebut masih dijual pada salah satu market place dengan harga Rp50 ribu.
"Beliau bahkan telah menerbitkan buku berjudul ‘Calo Yang Insaf’, berisi kisah-kisah kemanusiaan yang penuh hikmah dan keteladanan," tulis dalam laman itk.ac.id dikutip Populis.id, Rabu (11/5/2022).
Baca Juga: Tanpa Dihentikan, Jabatan Rektor ITK Juga Akan Berakhir Tahun Ini! Begini Profil Singkatnya
Dalam sinopsisnya, disebutkan bahwa buku tersebut berisi banyak renungan dan kisah yang ringan namun menarik. Kisah sederhana dari orang biasa yang bisa memberi banyak teladan dan dapat diambil hikmahnya.
Katanya, dengan membaca kisah-kisah sederhana di dalamnya akan membuat para pembaca berpikir kembali untuk apa sebenarnya hidup dijalani. Bahkan disebutkan bahwa tulisan-tulisan tersebut mudah untuk diikuti dan mencerahkan.
"Mulai kisah Dokter Nunuk yang sederhana dan sangat sosial, kisah mahasiswa yang jadi buruh linting rokok, pengalaman menjadi orang asing di Amerika Serikat dan kisah-kisah kemanusiaan lain yang menyentuh," tulisnya dalam sinopsis.
Baca Juga: Diduga Menghina Wanita Berjilbab Seperti Manusia Gurun, Budi Santosa Siap Diberhentikan dari Rektor, Tapi...
Bahkan buku tersebut juga berisi beberapa tulisan pribadi Budi yang pernah dimuat dalam beberapa media nasional.
"Ada juga tulisan yang lebih serius yang diambil dari artikel penulis yang pernah dimuat di koran nasional Kompas dan Jawa Pos," sebutnya.
Baca Juga: Ngebela Budi Santosa, Habib Kribo Sebut Isi Al-Qur’an Hanya 1 Persen yang Bahas Ibadah, 99 Persen Bahas Ini...
Sebagaimana diketahui, Budi Santosa Purwokartiko mulai menjadi pembicaraan publik pasca dirinya menyinggung hijab sebagai ciri khas penutup kepala ala manusia gurun. Pernyataan itu ia lontarkan ketika dirinya menceritakan pengalamannya sebagai interviewer LPDP.
“Dari 14 (mahasiswi), ada 2 tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar2 openmind,” ucap Budi.