Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menganalisa, saat ini bukan waktu yang tepat bagi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk maju Pilpres 2024. Sekalipun, meniru jalan Presiden Jokowi di Pemilu 2014.
“Memang, setiap momen itu tidak selalu bisa dicopas alias copy paste, lain eranya lain momennya kan begitu. Jadi, istilahnya tidak bisa hal yang sama diulang lagi untuk 10 tahun kemudian. Sudah berubah kondisinya,” ujar Siti kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Pernyataan ini merupakan analisa terhadap fenomena kerap munculnya nama Ganjar di bursa Capres 2024. Namanya moncer di sejumlah survei. Demikian juga dengan kemunculan para relawannya mirip cerita ketika Jokowi akhirnya diputuskan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjadi Capres 2014.
Pengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini menilai, pengalaman empiris tidak bisa menjadi patokan utama seseorang bisa moncer di pesta demokrasi. Namun, konteks kekinian yang akan datang juga harus di perhitungkan.
“Iya (waktunya tidak tepat untuk Ganjar). Menurut saya, Ganjar harus selesai dulu di internalnya. Kalau dia mencoba-coba cara Pak Jokowi, diulang, di 2024, kayanya berat,” pungkasnya.
Menurutnya, selama masih menjadi kader PDIP, Ganjar harus mendapatkan pengesahan dari Megawati. Bagaimanapun juga, partai ini tegak lurus dengan arahan internal dan intruksi dari putri Bung Karno itu. Terlebih, soal tiket Pilpres.
“Memang, yang fair itu dilakukan konvensi, tetapi itu kan bukan menjadi budaya politiknya PDIP,” kelakarnya.
Lihat Sumber Artikel di Rakyat Merdeka Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Populis dengan Rakyat Merdeka. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Rakyat Merdeka.