Pengeroyokan salah seorang dosen Universitas Indonesia, Ade Aramando pada 11 April lalu di aksi mahasiswa memasuki “babak baru”.
Selain ditangkapnya beberapa pihak yang diduga melakukan pengeroyokan, kini Ade sudah muncul di publik dan mengungkapkan kejadian pengeroyokan yang dia alami.
Publik pun merspons dengan berbagai suara, ada yang menyangkan, ada juga yang mengaitkan dengan rekam jejak Ade Armando yang dianggap kerap melontarkan narasi kebencian.
Salah satu pihak yang berusara keras adalah pendakwah Felix Siauw.
Baca Juga: Urusan Cuitan Belum Kelar, Kini Eddy Soeparno Ingatkan Kubu Ade Armando Jangan Playing Victim!
Diketahui Felix sempat berkomentar dengan membandingkan penanganan kasus Ade Armando yang dinilai cepat dan Novel Baswedan.
Sebagaimana diketahui Novel Baswedan harus mengalami cacat permanen di bagian mata akibat siraman air keras, kasusnya pun harus berjalan bertahun-tahun hingga pelaku penyiraman terungkap.
Menanggapi hal itu, Ade angkat suara. Dirinya menganggap bahwa pendakwah keturunan Tionghoa tersebut salah dalam melakukan perbandingan.
“Felix tidak cukup berpikir panjang bagaimana mungkin dia membandingkan penanganan kasus saya dengan kasus novel,” ujar Ade di Cokro TV dikutip Senin (23/5/22).
Menurutnya, penanganan kasusnya bisa secepat kilat karena pengeroyokan dilakukan pada siang hari dan banyak orang yang melihat.
Atas dasar tersebut, polisi menurut Ade bisa menangani dengan cepat terlebih ada teknologi pendeteksi wajah. Ade mengklaim bahwa hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang dialami Novel Baswedan.
“Saya bercerita panjang semacam ini untuk menunjukkan betapa perbandingan Felix sama sekali tidak berlandasakan akal sehat,” pungkasnya.
Lihat Sumber Artikel di Fajar Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Fajar.