Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai parpol punya cukup waktu untuk berkampanye menuju Pemilu 2024.
Dia mengatakan hal tersebut untuk merespons waktu kampanye politik yang dijatah 75 hari saja.
Menurutnya, masa kampanye yang singkat sangat baik dalam semua skema pemilihan, baik pilpres maupun pemilu.
Baca Juga: Enam Arahan Presiden Jokowi Terkait Pelaksanaan Pemilu 2024
"Sebab, kampanye hanya sebuah penegasan dan aktivitas promosi propaganda yang diakui resmi saja," ujar Dedi dikutip dari GenPI.co, Senin (30/5/2022).
Pada kenyataannya, kata Dedi, promosi politik bisa dilakukan sejak hari ini meskipun belum masuk masa kampanye.
"Sudah banyak politisi dan parpol yang melakukan kampanye terselubung sejak jauh hari dalam berbagai kegiatan," tuturnya.
Baca Juga: Kampanye Terlalu Singkat, Masyarakat Dinilai Sulit Pilih Capres
Selain itu, Dedi juga menilai sempitnya masa kampanye akan mempercepat konsolidasi publik dalam menentukan arah pilihan politik.
"Sehingga, makin bagus jika diperpendek waktunya agar tidak menimbulkan perpecahan di ruang publik," kata dia.
Seperti diketahui, DPR, penyelenggara pemilu, dan Kemendagri telah menyepakati durasi kampanye selama 75 hari.
Baca Juga: Presiden PKS Ajak Partai Lain Gugat Presidential Threshold ke MK
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa, pihaknya akan meminta KPU menyampaikan hasil simulasi kampanye 75 hari.
"Simulasinya nanti kami tanya ketika rapat-rapat. Hasil dari KPU simulasi kampanye 75 hari seperti apa? Apa secara teknis memungkinkan?" tandas Saan.
Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.