Wakil DPR RI: APBN 2023 Harus Dorong Ekonomi Berkualitas

Wakil DPR RI: APBN 2023 Harus Dorong Ekonomi Berkualitas Kredit Foto: Vicky Fadil

Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengatakan APBN 2023 harus dimanfaatkan untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memperkuat industri dalam negeri, dan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM).

“Jangan untuk impor dan jangan untuk yang sifatnya fisik saja. APBN 2023 harus mendorong ekonomi yang berkualitas. Ini momentum yang baik pasca pandemi Covid-19 dan sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo,” katanya, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga: Ahmad Syafii Wafat, Rachmat Gobel Ucap Belasungkawa dan Kenang Sosoknya: Pergaulan Buya Sangat Luas

Hal itu ia kemukakan menanggapi Tangggapan Pemerintah atas Pandangan Fraksi-fraksi terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PKF) Tahun 2023 yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rapat Paripurna DPR RI, Selasa, 31 Mei 2022.

Sebelumnya, pada Jumat, 20 Mei 2023, mewakili pemerintah, Menkeu menyampaikan pidato pengantar tentang KEM-PKF Tahun 2023. Pada kesempatan itu, Menkeu menyampaikan sejumlah asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023, yaitu: pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9%, inflasi 2-4%, nilai tukar rupiah Rp 14.300-14.800 per dollar AS, tingkat suku bunga SBN 10 tahun 7,34-9,16%, harga minyak mentah 80-100 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 619-680 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,02-1,11 juta barel setara minyak per hari.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel Minta Kemendag Stabilkan Harga Kedelai dan Pasar Tak Kebanjiran Produk Import

Ia juga menyampaikan tiga tantangan, yaitu pandemi Covid19 belum sepenuhnya selesai, lonjakan inflasi global, dan percepatan pengetatan kebijakan moneter global, khususnya di Amerika Serikat. Untuk itu ia menyampaikan sejumlah langkah yang harus dilakukan: akselerasi agenda reformasi struktural melalui peningkatan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur, serta reformasi birokrasi dan regulasi.

“Penguatan program pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial sangat krusial dalam mengatasi isu fundamental perekonomian, termasuk rendahnya tingkat produktivitas nasional,” katanya.

Gobel menyampaikan, ekonomi yang berkualitas adalah ekonomi yang memakmurkan seluruh lapisan masyarakat melalui pemerataan ekonomi dan kuatnya industri nasional, dengan mengandalkan SDM berkualitas.

Menurutnya, kemakmuran lebih mudah dicapai jika fokus pada pembangunan pertanian, peternakan, perikanan-kelautan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM. Semua sektor itu, katanya, melibatkan tenaga kerja yang besar dan bertumpu di perdesaan serta masyarakat lapis bawah.

“Utamanya pertanian. Selain menjaga nilai tukar petani, juga menaikkan produktivitas pertanian. Ini juga akan memperkuat pangan nasional. Apalagi krisis pangan dunia mulai mengancam akibat climate change, pandemi, dan konflik Rusia-Ukraina,” katanya.

Lebih lanjut Gobel menyatakan, fokus di bidang-bidang itu sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran.

“Saatnya pemerataan ekonomi,” katanya.

Khusus di bidang pertanian, katanya, sudah saatnya pula meninggalkan pertanian dengan pupuk subsidi dan beralih ke pupuk nonsubsidi. “Ini akan meningkatkan produktivitas dan sekaligus menaikkan kemakmuran petani. Untuk modalnya sudah ada KUR dan juga menguatkan koperasi petani,” katanya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover