Wakil DPR RI: APBN 2023 Harus Dorong Ekonomi Berkualitas

Wakil DPR RI: APBN 2023 Harus Dorong Ekonomi Berkualitas Kredit Foto: Vicky Fadil

Anggota DPR dari Partai Nasdem ini mengatakan, di era persaingan global ini yang akan menang adalah negara-negara dan bangsa-bangsa yang memiliki daya dukung ekonomi nasional yang kuat dan yang memiliki kualitas sumberdaya manusia yang kompetitif.

Ekonomi nasional yang kuat, katanya, bukan terletak pada kekayaan alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar, atau wilayah yang luas. Tapi, katanya, kekuatan ekonomi nasional terletak pada kemampuannya dalam menguasai pasar dalam negerinya dengan produk-produk yang diproduksinya sendiri.

“Karena di balik itu ada manusia-manusia yang berkualitas,” katanya.

Sedangkan negeri dan bangsa yang mengandalkan kekayaan alamnya belaka, katanya, hanya berpikir jangka pendek hanya menggali dan menebang untuk kemudian menjualnya.

“Biasanya, pasangan ekonomi seperti itu adalah cuma mengimpor dan menjual. Tak butuh kecanggihan apapun. Ekonomi yang semacam ini tak menghasilkan peradaban. Hanya menghasilkan orang-orang kaya yang tercerabut dari akar bangsanya sendiri. Indonesia tak didirikan untuk menjadi negeri dan bangsa semacam itu,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, Indonesia justru masih melakukan impor untuk barang-barang yang justru sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Padahal, katanya, pemerintah telah memiliki regulasi tentang keharusan penggunaan produk dalam negeri tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Hal ini sangat tak memperkuat ekonomi nasional. Padahal itu proyek negara. Ini juga berarti, APBN kita untuk membayar upah buruh negara lain. Jadi sama saja membuat makmur rakyat negara lain dan memperkuat industri negara lain,” katanya.

Di saat Indonesia gencar membangun, katanya, impor malah banjir. “Ini namanya mematikan industri dalam negeri,” katanya.

Pembangunan, katanya, justru harus memperkuat industri dalam negeri. APBN dan pasar dalam negeri yang besar, kata Gobel, merupakan insentif tersendiri dalam mengundang investasi asing untuk membangun industri nasional.

Berdasarkan pemberitaan di media, katanya, pada 2021 impor baja naik 22 persen dan proporsi baja impor pada tahun itu mencapai 43 persen. Berdasarkan data statistik, impor besi dan baja pada 2017 senilai 7,985 miliar dollar AS. Namun pada 2021 melonjak menjadi 11,957 miliar dollar AS. Dari 2020 ke 2021, melonjak drastis 74,42 persen.

Sedangkan untuk barang elektronika, impor pada 2017 mencapai 17,931 miliar dollar AS. Pada 2021 melonjak menjadi 22,338 miliar dollar AS. Dari 2020 ke 2021 melonjak 17,4 persen. Khusus untuk alat pendingin ruangan (AC), 80 persen dikuasai produk impor. Padahal semua produk itu sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

Untuk membangun SDM berkualitas, kata Gobel, kementerian pendidikan dan kebudayaan agar lebih fokus pada manusianya. “Jangan sibuk pada proyek yang sifanya fisik atau sibuk gonta-ganti sistem,” katanya.

Menurutnya, anggaran untuk sektor pendidikan sudah sangat besar. Bahkan pada usulan APBN P 2022, di tengah tekanan terhadap APBN akibat kenaikan harga minyak bumi dan subsidi energi yang membengkak, anggaran untuk pendidikan justru ditambah. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia sangat peduli pada kualitas SDM.

“Kita harus bisa mengejar ketertinggalan akibat pandemi ini. Belajar secara daring telah memberikan dampak yang cukup besar. Ini saya temui sendiri saat saya turun ke pelosok-pelosok. Jadi jangan habiskan anggaran untuk hal-hal yang sifatnya fisik,” katanya.

Tampilkan Semua
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover