Harga Tiket Borobudur Diutak-atik, Orang Gerindra Sampai Geleng - geleng Lihat Kelakuan Opung Luhut

Harga Tiket Borobudur Diutak-atik, Orang  Gerindra Sampai Geleng - geleng Lihat Kelakuan Opung Luhut Kredit Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Wacana Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marvest), Luhut Binsar Panjaitan untuk menaikkan harga tiket Candi Borobudur ditentang oleh Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). 

Anggota Komisi X DPR, Nuroji menyebutkan bahwa hal ini berseberangan dengan upaya membangkitkan kembali destinasi wisata. Kenaikan harga tiket yang dinilai tak masuk akal itu hanya bikin wisatawan malas ke destinasi wisata yang menjadi salah satu keajaiban dunia tersebut. 

Baca Juga: Nicho Silalahi Nyinyir ke Anies Baswedan Gegara Seruan Salat Gaib Buat Putra Ridwan Kamil: Astaga, Orang Ini Benar-benar Nggak Punya Otak!

"Memang Borobudur perlu dijaga kelestariannya, tapi bukan dengan menaikan tarif yang selangit. Itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata ini. Kepentingan konservasi dan wisata memang perlu seimbang. Tapi bukan menaikan harga setinggi itu," ujar Nuroji kepada awak media, Senin (6/6/2022).

Politisi fraksi Partai Gerindra ini menjelaskan bahwa pembatasan jumlah wisatawan yang naik ke Candi Borobudur itu bisa dilakukan dengan membatasi jumlah pengunjung atau dengan cara bergiliran atau antri. Hal lain yang bisa dijadikan alternatif solusi pelestarian Candi Borobudur adalah dengan menutup area candi pada waktu-waktu tertentu untuk perawatan atau pengurangan beban berat candi.

"Soal guide (pemandu wisata), dalam rapat terdahulu dengan pengelola, saya sampaikan bahwa guide-nya tidak profesional, kenapa? Karena, antara satu guide dengan yang lain, tidak sama saat menceritakan sejarah Borobudur, dengan kata lain berbeda-beda versinya. Dan begitu saya tanya, ternyata guide tersebut berasal dari Palembang," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Nuroji, ketika ia menanyakan nama-nama gunung disekitar Candi Borobudur, pemandu wisata tersebut tidak tahu namanya. Ditambahkannya, seharusnya untuk menjadi pemandu wisata perlu pelatihan dan pembekalan tersendiri tentang sejarah wisata candi tersebut, dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga antara satu pemandu wisata dengan pemandu wisata yang lain satu cerita alias ada kesamaan. Dan yang terpenting merupakan sejarah asli candi tersebut tidak ada perbedaan dalam penyamaian kepada para wisatawan.

"Dan yang tidak kalah penting, untuk memberdayakan warga sekitar atas keberadaan candi Borobudur itu juga harus dilakukan Penataran, pelatihan atau pembekalan terlebih dahulu," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui belum lama ini Menkomartim dan investasi mengumumkan akan membatasi pengunjung Candi Borobudur dan menerapkan tarif baru untuk tiket masuk bagi turis asing maupun lokal.

Baca Juga: Jasanya Nggak Dipakai di Gelaran Formula E, Celetukan Mbak Rara Nggak Disangka-sangka: Wah Salah Besar Kalau Aku….

Tak tanggung-tanggung, pengunjung lokal atau turis lokal nantinya diharuskan membayar tiket Rp750.000 untuk naik ke atas candi. Sementara wisatawan mancanegara, bakal dikenakan tarif USD100 atau jika dirupiahkan setara dengan Rp1.443.000 (kurs USD1=Rp14.400) atau hampir dua kali lipat dari harga tiket untuk turis lokal.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover