Aktivis senior Sudarsono Saidi menyentil keras Polda Metro Jaya terkait deklarasi mendukung Anies Baswedan menjadi Presiden yang dilakukan massa yang mengatasnamakan FPI reborn. Dia menilai Polda Metro Jaya sengaja melakukan pembiaran terhadap aktivitas tersebut.
Sudarsono Saidi mengatakan, Polda Metro sebenarnya mengetahui kegiatan itu, sebab sebelum deklarasi yang disampaikan lewat aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (6/6/2022) itu, kelompok ini jelas membuat permohonan izin keramaian ke Polda Metro Jaya. Dari sini kata dia polisi sebetulnya sudah mengetahui agenda dan nama kelompok tersebut.
"Konon ada demo mendukung Pencapresan Anies oleh lembaga palsu. Artinya pemberitahuan ke polisi dilakukan pula oleh lembaga palsu. Jika negara ini ingin baik, sebaiknya polisi menindaklanjuti. Jika ditemukan bukti potensi benturkan massa ya diproses. Apa polisi berani lakukan?," kata dia dalam sebuah cuitan di akun twitternya Kamis (9/6/2022).
Terpisah pegiat media sosial Teuku Gandawan juga melontarkan pernyataan senada, menurutnya bukan pekerjaan sulit bagi polisi untuk mengusut hal ini, kalau aparat benar - benar punya niatan membongkar kasus ini mereka tinggal memanggil dan memeriksa koordinator lapangannya, sebab acara deklarasi itu mendapat restu pihak keamanan dengan surat izin keramaian.
"Mendadak ada demo dukung Anies dari kelompok yang menyebut diri FPI Reborn. Lucunya katanya mereka demo dengan memberitahu Polda," ucap Teuku Gandawan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, dikutip Kamis (9/6/2022).
Adapun deklarasi mendukung Anies Baswedan jadi presiden ini berpolemik, buntut dari peristiwa itu kelompok pendukung Anies Baswedan dan loyalis Ganjar Pranowo (Ganjarist) saling serang di media sosial.
Mulanya kelompok pro Ganjar menuding Anies Baswedan memang diasuh kelompok radikal selama berkarir dunia politik, dia mereka menilai Anies juga bakal menggunakan isu sara dan politik identitas pada Pilpres 2024 mendatang sebagaimana yang terjadi pada Pilkada DKI 2017 silam, dimana saat itu Anies juga didukung Front Pembela Islam (FPI) di bawah komando Rizieq Shihab.
Tudingan kelompok Ganjarist kemudian dipatahkan oleh loyalis Anies Baswedan, mereka mending balik dengan menyebut FPI abal - abal itu adalah bentukan Ganjarist untuk menghancurkan citra Anies Baswedan jelang Pemilu 2024.