Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul turut menanggapi munculnya kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai FPI Reborn yang mendeklarasikan dukungan buat Anies Baswedan untuk maju pada Pilpres 2024.
Deklarasi itu dilakukan di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat Pusat Senin (6/6/22) lalu. Acara ini kemudian berpolemik setelah viral di media sosial, kelompok loyalis Anies menuding acara itu diotaki relawan Ganjar Pranowo (Ganjarist), sementara loyalis Gubernur Jawa Tengah itu mending Anies memang dekat dengan kelompok radikal.
Menurut Adib Miftahul kehadiran FPI Reborn bukan sesuatu yang aneh, hal ini dianggap wajar lantaran Anies Baswedan selama ini memang sudah dikenal sebagai pejabat yang dekat dengan kelompok dari Petamburan. Bahkan Front Pembela Islam (FPI) di bawah Komando Rizieq Shihab pernah habis - habisan mendukung Anies pada Pilkada 2017 silam dan sukses mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada perhelatan yang kental dengan politik identitas itu.
"Kalau dukungan FPI ke Anies saya kira, saya katakan otomatis. Karena memang FPI yang getol mendukung Anies dari awal," kata Adib dalam keterangan resminya, Sabtu (11/6/2022).
Adib Miftahul tidak mau pusing dengan stempel FPI gadungan, istilah yang dibuat loyalis Anies Baswedan untuk menyebut FPI Reborn pasca deklarasi itu. Menurutnya itu hanya permainan kata - kata saja.
"Makanya ketika ada FPI Palsu, FPI Lurus, entah itu sebutannya saya kira ini permainan diksi dan narasi, semua ormas, semua organ, ketika masa pemilu pasti menjadi seksi kan," tuturnya.
Adib menilai, soal aktivitas dukung-mendukung calon presiden ini semakin marak karena sudah mendekati tahun-tahun politik. Meski pemilu akan digelar tahun 2024, namun riak-riaknya sudah mulai terlihat tahun ini. Sehingga wajar saja apabila ada petinggi, ormas ataupun partai politik yang sudah mulai bermanuver.
"Dinamika politik saya kira sudah mulai naik eskalasinya. Terkait dukung mendukung, saya kira manuver-manuver yang dikerjakan oleh petinggi, partai atau parpol, saya kira masih dalam hal kewajaran," pungkasnya.