Sekjen Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA) Habib Hafidz Alattas ikut menyoroti terkait hebohnya restoran padang bernama Babiambo yang menjual menu rendang berbahan babi.
Menurutnya, warga non muslim juga berhak mengolah makanan mereka dengan cara apapun sesuai selera mereka.
Seharusnya pemeluk Islam berterima kasih lantaran si pemilik resto mencantumkan label non halal pada usahanya.
“Teman2 non-muslim berhak mengolah makanan mrk dgn cara apapun sesuai selera mereka. Harusnya kita terimakasih yg punya resto sdh ngasih label “Non-Halal”, mengapa kita gusar?” cuitan Hafidz Allatas di Twitter pribadinya, dilansir pada Senin (13/6/2022).
Lanjutnya, lagi pula resto tersebut sudah tak beroperasi sejak tahun 2020 lalu.
“Saya tahu resto sdh tutup, apa salah mereka?” ujarnya.
Hafidz Allatas mengatakan fakta bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar yg paling banyak mengonsumsi daging babi.
“Tahukah kalian Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar yg paling banyak mengkonsumsi daging babi: FAKTA,” katanya.
“Temen2 non-muslim di Indonesia jumlahnya sekitar 30 juta. Lumayan banyak ya. Menurut FAO, Indonesia menghasilkan 8,54 juta Babi di tahun 2018,” tuturnya.
Ia menjelaskan negara pertama dengan populasi muslim terbesar di dunia yang memiliki produktivitas babi yang tinggi lantaran besarnya bisnis dan konsumsi penduduk non-muslimnya.
“Mau jualan di toko, di resto, dimasak apa aja asal labeling jelas selama ini ga masalah. Karena ini, Indonesia dipuji dunia,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Ustaz Hilmi mengatakan jika restoran padang gunakan menu babi tersebut sudah melampaui batas. Sebab masakan rendang adalah khas Minang. Sementara minang identik dengan Islam.
“Menurut saya ini sudah melampaui batas. Warga Minang teguh dengan prinsip: Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” kata Ustaz Hilmi lewat cuitan di Twitter pribadinya.