Rizal Ramli Sebut Ibu Kota Negara di Kalimantan Bakal Dihuni BUMN Cina: Ngomong yang Jujur Aja Deh Mas Jokowi

Rizal Ramli Sebut Ibu Kota Negara di Kalimantan Bakal Dihuni BUMN Cina: Ngomong yang Jujur Aja Deh Mas Jokowi Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Tokoh Nasional Rizal Ramli mempertanyakan tujuan Presiden Joko Widodo memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Menurutnya banyak hal ganjil yang terdapat dalam proyek pemindahan Ibu Kota Negara itu.

Baca Juga: Rizal Ramli: Mas Jokowi Tolong Ngaca, Kinerjamu Payah Banget

Sejauh ini, kata RizalRamli tak ada penjelasan secara rinci dari Jokowi terkait penduduk yang bakal mendiamiIbu Kota baru tersebut.

Rizal Ramli justru curiga, jika pemindahan Ibu Kota Negara itu justru mempermudah perusahaan asing dari Cina untuk masuk dan menguasai daerah tersebut.

"Jadi saya mohon maaf, Pak Jokowi tolong jelaskan siapa yang bakal tinggal di ibu kota "baru" ini. Saya nganggep ini ibu kota Beijing baru. Ngomong yang jujur aja deh Mas Jokowi, you nyiapin ibu kota buat siapa? buat rakyat bangsa Indonesia atau buat Beijing baru?" kata Rizal Ramli kanal YouTube @FadliZonOfficial pada Senin siang (4/10/2021).

Lebih lanjut Rizal Ramli menilai pejabat negara dengan pendapatan pas-pasan jelas ogah pindah keKalimantan Timur.

Dia juga mempertanyakan pembiayaan pemindahan Ibu Kota Negarake Kalimantan di tengah kondisi keuangan RI yangsedang carut marut karena pendemi Covid-19 sekarang ini

"Kita tiba-tiba bikin ibu kota di Kalimantan Timur. Pertanyaannya, siapa yang mau tinggal di situ? Pejabat dengan gaji pas-pasan, masak mau? Kecuali pejabat korup. Lalu, pembiayaannya bagaimana?" ucapnya.

Baca Juga: Natalius Pigai Dilaporkan Atas Dugaan Rasisme ke Jokowi-Ganjar, Terancam Kena Pasal Berlapis

Selain pejabat dengan gaji pas-pasan yang ogah pindah ke Kalimantan,lanjut Rizal Ramli perusahaan dalam negeri juga jelas punya sikap yang sama.

"Perusahaan perusahaan real estate besar tidak akan mau bikin real estate di Kaltim, kecuali dipaksa. Karena mereka lebih menguntungkan bikin BSD baru, bikin kota baru, bikin kota-kota satelit baru di Pulau Jawa. Kalau ke sana karena kepaksa aja," katanya.

Menurut Ekonom senior ini, yang akan bersedia dan tertarik untuk membuat real estate di kawasan Ibu Kota Negara baru itu hanya BUMN negara China.

Dengan track record dan karakteristiknya, BUMN China tentu bisa saja menggarap real estate di sana, dan tidak menutup kemungkinan mengundang penduduk China untuk menempati ibu kota baru, lantaran rakyat Indonesia agaknya tidak bersedia untuk tinggal di kawasan ibu kita baru.

"Banyak yang tertarik untuk itu adalah BUMN China. Untuk beli tanah di situ, bangunin Ibu Kota baru, tapi penghuninya siapa nanti? Rakyat mah tidak mau tinggal di situ," tuturnya.

Baca Juga: Bu Risma Marah-Marah, Presiden Jokowi yang Disenggol

"Nanti yang bisa masuk di situ BUMN China. Karena BUMN-BUMN China, mereka selalu modelnya begitu. Misalnya bikin kereta api Jakarta-Bandung. Mereka tau kalau hanya dari jualan tiket gak cukup mampu, tidak masuk itungannya. Jadi mereka minta 3 pemberhentian. Supaya disediakan buat mereka bikin real estate. Salah satu itu yang deket Bandung yaitu Walini, bekas perkebunan teh. Kenapa? Karena kalau dia kembangan resetnya mereka jual real estate-nya nutup biaya tarif. Jadi ini beda investasi infrastruktur dari negara lain. Mereka bangun fokus di infrastruktur-nya aja," imbuhnya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover