“Kalau sudah melekat, sudah baik dikenal dengan itu, maka jadi hukum. Kalau sudah jadi hukum, maka dikenal oleh masyarakat. Kalau berbeda dengan itu, rasanya nanti ada sesuatu yang nyeleneh, menyimpang,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ustaz Adi menegaskan kalau budaya Minang sudah melekat dengan syara dan kitab Allah.
Ia mengatakan, “Rendang itu produk masyarakat Minang. Budaya di Minang, falsafahnya berbunyi ‘adat bersanding syara, syara bersanding kitabullah’ karena itu setiap yang keluar dari Minang melekat dengan syariat walaupun produk makanan.”
Ustaz Adi pun meminta untuk tidak mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas sehingga dapat menimbulkan kegaduhan.
“Jadi jangan tanyakan tentang agamanya. Kalau bertanya agama pada makanan itu pertanyaan kurang kerjaan. Maka jawabannya pun dijawab dengan yang senapas dengan itu,” tuturnya.
“Kalau ada yang sudah jelas, jangan aneh-aneh lah ya, supaya tidak muncul kegaduhan-kegaduhan,” tegasnya menandaskan.