Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak tak terima melihat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang lebih fokus pada bursa pencapresan ketimbang memikirkan warga DKI yang harus keracunan udara akibat kualitasnya terburuk di dunia.
Gilbert sangat menyayangkan sikap Anies yang demikian. Sebab hingga saat ini Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI yang semestinya lebih mengurusi tugas dan tanggung jawabnya ketimbang mengedepankan ambisi dan kepentingan pribadi.
Baca Juga: Peluang Koalisi NasDem - PDIP Usung Ganjar - Andika Terbuka Lebar, Mas Anies Siap-siap Gigit Jari!
"Pilpres masih 14 Februari 2024, dan Anies masih menjabat sampai 16 Oktober 2022. Akan tetapi saat udara Jakarta mengalami polusi terberat di dunia, fokus Anies terlihat lebih ke pencapresan," kata Gilbert dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
Gilbert sangat geram ketika Anies dengan lantang memberi beragam pernyataan ketika peresmian Jakarta International Stadium (JIS) dan ketika namanya diusulkan sebagai capres oleh Partai Nasdem. Tapi ketika Jakarta dilanda polusi buruk berhari-hari Anies justru membisu dan sama sekali tidak terdengar langkah apa yang akan dilakukan olehnya untuk memberi rasa aman warga Jakarta.
DKI Jakarta belakangan memang kerap memuncaki daftar kota - kota besar di dunia dengan kuliatas udara terburuk, bahkan pada Senin (20/6/2022) hari ini, kualitas udara di Jakarta menjadi nomor satu paling buruk di dunia berdasarkan situs IQ Air Index pada. IQ Air adalah situs web khusus untuk mengukur kualitas udara berbagai kota di dunia.
"Akan tetapi data terakhir 17 Juni dimana udara Jakarta berturut-turut paling berpolusi di dunia sedikitpun tidak terdengar apa yang akan dilakukannya untuk menyelamatkan warga DKI," ucapnya.
Gilbert menuturkan, padahal polusi udara yang sedang dialami Jakarta itu sangat membahayakan pernapasan warga Jakarta. Bahkan dampak dari polusi itu pun lebih menakutkan dan lebih berbahaya dari penyakit acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Namun sayang, polusi ini sama sekali tak diindahkan oleh Anies.
"Jelas polusi beracun ini mengurangi angka harapan hidup sebesar 4 tahun dan lebih berbahaya dari AIDS dan penyakit lainnya. Apakah ini bentuk ketidak-pedulian karena mau nyapres," terangnya.
Anggota Komisi B ini menegaskan, bahwa warga Jakarta tidak lagi membutuhkan janji manis atau retorika Anies. Mereka membutuhkan pemimpin yang memang benar-benar ingin bekerja secara nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
"Tidak perlu menata kata untuk memberi penjelasan soal penyebab dan hal lainnya, tetapi yang diperlukan adalah tindakan. Jakarta butuh pemimpin, bukan pejabat. Seorang pemimpin seharusnya bekerja dengan hati demi rakyat, bukan harus diberitahu," ungkapnya.