Ia menyebutkan bahwa ketika Pemerintah menggulirkan kebijakan flush out (pengosongan tangki simpan CPO untuk ekspor), pengusaha kelapa sawit justru teriak bahwa, tangki-tangki minyak sawit mentah (CPO) mereka masih belum terkuras sepenuhnya.
"Nahasnya, sampai kebijakan ekspor itu dibuka kembali, nyatanya tidak terjadi penurunan harga migor secara signifikan, sesuai HET baik untuk migor curah maupun migor kemasan," kata Mulyanto
Karena itu Mulyanto minta Mendag bekerja dengan baik dan jangan membuat statemen yang menihilkan keberadaan mafia migor. Publik jadi terkesan Mendag baru membela dan menutup-nutupi keberadaan mafia migor tersebut.
"Harapan kita secara normatif, bagi Menteri baru adalah apa yang baik dari Menteri sebelumnya untuk dapat diteruskan. Kebijakan yang kurang, agar dilengkapi dan disempurnakan. Sementara kebijakan yang jelek, agar dihentikan," tandasnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membongkar penyebab masalah minyak goreng di Tanah Air yang sempat langka hingga harga melambung tinggi.
Baca Juga: PKS Ogah Bocorkan Nama Bacalon Presiden Hasil Rapimnas, Ssst... Tapi Kriterianya Begini Nih
Zulhas mengklaim tidak ada campur tangan mafia dalam persoalan distribusi, ketersediaan, dan pengendalian harga minyak goreng yang mendera Indonesia selama beberapa bulan terakhir. Menurutnya, masalah minyak goreng lebih diakibatkan kekeliruan mengantisipasi lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO) di dunia.