Program ‘Minyak Kita’ Harga 14 Ribu Direncanakan Masuk ke Supermarket, Lalu Bagaimana dengan Kualitasnya? Simak!

Program ‘Minyak Kita’ Harga 14 Ribu Direncanakan Masuk ke Supermarket, Lalu Bagaimana dengan Kualitasnya? Simak! Kredit Foto: Humas Sekretariat Presiden

Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menyiapkan langkah-langkah untuk memastikan persediaan minyak goreng curah aman di pasar-pasar tradisional melalui program ‘Minyak Kita’.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, atau yang akrab disapa dengan Zulhas mengatakan jika saat ini harga dan pendistribusian minyak goreng curah sudah stabil khususnya di daerah Jakarta.

“Satu memang konsisten kebijakan minyak goreng curah ini. Kedua eksekusinya dipercepat. Dan alhamdulillah kita sudah saksikan tadi kalau di Jakarta ini, di mana-mana minyak itu stabil harganya di Rp14 ribu. Saya sudah cek, sudah monitor kalau tidak ada lagi yang antre karena ketersediaan barangnya ada, bahkan lebih dengan harga Rp14 ribu,” ungkap Zulhas dalam keterangannya di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Rabu (22/6).

Baca Juga: Zulkifli Hasan: Harga Minyak Goreng Curah Bakal Turun di Bawah Rp 14 Ribu

Zulhas menyebut bahwa pihaknya akan memberikan iklan layanan masyarakat kepada khalayak luas untuk mempromosikan ketersediaan minyak goreng curah dengan harga Rp14 ribu per liter.

“Jadi bapak ibu yang ingin minyak harga Rp14 ribu, silahkan datang ke tempat-tempat layanan kami yang jumlahnya ada di 13.968 titik,” kata Zulhas.

Ia menambahkan, stok minyak goreng curah tersedia, dan ia juga menyakini bahwa dalam tempo 2 (dua) minggu, harga minyak goreng curah akan Kembali stabil. Zulhas berjanji, itu merupakan bentuk komitmen Kemendag dalam mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran, dan itu akan dilakukan secara konsisten.

Selain Jakarta, Mendag juga menargetkan hal serupa dapat berjalan dengan baik di seluruh pulau Jawa, Bali, dan Sumatera dengan menambahkan titik-titik pelayanan minyak goreng curah milik pemerintah.

Selanjutnya, Zulhas juga berencana untuk meluncurkan program ‘Minyak Kita’, di mana program tersebut melanjutkan dari program MGCR yang dicetuskan oleh Eks Mendag Muhammad Lutfi. Yang membedakan program ‘Minyak Kita’ dengan MGCR ialah ada pada kemasannya, program ‘Minyak Kita’ akan dikemas dengan lebih kuat dan rapi untuk mempermudah dalam proses pendistribusiannya.

Lebih lanjut, Zulhas mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mengurus izin edar untuk bisa diproduksi dalam jumlah besar dan didistribusikan lebih luas hingga masuk ke ranah supermarket.

“Kita lagi urus izin edar dari ‘Minyak Kita’, yaitu minyak curah kemasan sederhana. Minyak goreng yang dikemas ini Namanya ‘Minyak Kita’, kalua sudah dikemas harga ditulis Rp14 ribu. Karena nanti sudah dikemas itu pasarnya akan lebih luas, bisa masuk supermarket,” ungkap Zulhas.

Seiring dengan adanya program baru tersebut, Zulhas berharap tidak aka nada lagi isu minyak goreng yang beredar di masyarakat.

Sementara itu, distribusi ‘Minyak Kita’ dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam melakukan perpindahan tren konsumsi dari minyak goreng curah ke minyak goreng sederhana.

“Minyak Kita akan bertahap menggantikan minyak curah. Jadi, masyarakat sudah teredukasi dengan konsumsi Minyak Kita dan akan beralih dari minyak goreng curah,” ujar Direktur Bahan Pokok dan Penting Kemendag di lain kesempatan.

Sebagai informasi, ‘Minyak Kita’ merupakan produk minyak goreng kemasan sederhana yang telah melalui satu kali proses penyaringan RBD Palm Olein. Ketahanan minyak atau cloud point (CP) dari minyak goreng kemasan sederhana atau ‘Minyak Kita’ ini pada level 10, atau lebih rendah dari minyak goreng curah. Sementara untuk minyak goreng curah memiliki kualitas ketahanan minyak atau cloud point (CP) berada di level 12.

Semakin rendah CP sebuah minyak goreng, maka daya tahannya akan semakin baik, sehingga tidak berkabut saat diletakkan pada suhu rendah. Minyak goreng dengan level CP rendah, menghasilkan minyak yang lebih bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Sebaliknya, minyak goreng curah dinilai kurang higienis.

Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Warta Ekonomi.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover