Pemerintah mulai memberlakukan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar lewat aplikasi MyPertamina di lima provinsi. Salah satu yang terdampak adalah Provinsi Yogyakarta.
Seorang warga bernama Putri Nisa Oktiningsih yang bertempat tinggal di Piyungan, Bantul, Yogyakarta ini mengaku keberatan dengan penggunaan My Pertamina untuk membeli BBM jenis Pertalite atau Solar.
Sebab menurutnya, masyarakat didaerahnya ini masih ada yang belum mengerti sepenuhnya perihal teknologi.
"Menurut saya pembelian pertalite/solar menggunakan aplikasi MyPertamina kurang mendukung. Karena banyak masyarakat yang masih kurang mengerti teknologi mas, terlebih tentang aplikasi tersebut," katanya saat dihubungi Populis.id pada Jumat (01/07/2022).
Baca Juga: MyPertamina untuk Beli Pertalite, Kalau Tidak Punya Smartphone Gimana?
Ibu satu anak ini mengatakan kalau yang terdampak dari kebijakan ini, kebanyakan para orang yang sudah berumur. Pasalnya, mereka hanya menggunakan handphone hanya untuk menghubungi orang yang dikenal saja. Bukan untuk menggunakan berbagai aplikasi.
"Terlebih untuk orang tua yang sudah berumur, mereka rata-rata hanya menggunakan smartphone untuk bermain sosial media. Itupun terbatas pada whatsapp dan facebook. Jarang mereka menggunakan di luar itu," terangnya.
"Maka ini masih kurang efektif dan efisien dari sisi implementasi, sepertinya masih perlu kajian ulang," sambungnya.
Soal kendala teknis, kata dia, sangat mungkin terjadi. Misalnya kesulitan untuk registrasi, hal sepele semacam ini menurut Putri masyarakat tidak tau harus mengadu kemana.
"Kalau secara pribadi, saya merasa keberatan dengan aplikasi tersebut. Karena repot harus registrasi terlebih dahulu. Belum kalau gagal registrasi, aplikasi error atau bagaimana, terus piye?," paparnya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Sebut Motor Tak Perlu Pakai Aplikasi MyPertamina Beli Pertalite, Tapi...
Di sisi lain, ia menjelaskan kalau setiap mengisi artinya pembeli mengaktifkan smartphone masing-masing. Sementara, selama ini di pom bensin milik pertamina selalu ada larangan untuk menghidupkan handphone.
"Kita disuruh buka aplikasi, sedangkan di dalam lingkungan pom tidak boleh menggunakan telepon seluler. Rak ngeneki mbingungi to (kalau seperti ini kan membingungkan)," pungkasnya.
