Pegiat media sosial sekaligus loyalis Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Permadi Arya alias Abu Janda kesal sejadi - jadinya dengan pernyatan Ustadz Adi Hidayat yang menyebut pahlawan nasional Kapiten Pattimura adalah seorang pemeluk Islam dengan nama asli Ahmad Lussy bukan Thomas Matulessy.
“Maaf Jadi kelihatan begonya,” kata Abu janda di akun instagram pribadinya @permadiaktivis2 dikutip Populis.id Rabu (6/7/2022).
Abu Janda menegaskan pernyataan Adi Hidayat jelas menyesatkan sebab Kapiten Pattimura adalah seorang Kristen Protestan yang taat, itu terdokumentasi dalam berbagai arsip sejarah. Abu Janda lantas menyebut penceramah yang sedang naik daun itu sedang ingin membelokan sejarah.
“Gak Sekalian ente bilang Paus Fransiskus nama aslinya Fauzi Firdaus? Sudahlah ngaji saja, gak usah bahas sejarah, jadi kelihatan begonya,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui omongan lawas Ustadz Adi Hidayat yang mengklaim Pattimura adalah adalah seorang pemeluk Islam viral di media sosial. Pernyataan itu ramai disorot sebab sebagaimana diketahui Pattimura adalah adalah seorang Kristen Protestan yang taat.
Dalam potongan video yang diunggah di akun twitter @Avendi_Prasetyo Adi Hidayat menegaskan telah melakukan kajian sejarah mengenai siapa sosok Pattimura. Nama sebenarnya pahlawan Pattimura ialah Ahmad Lussy.
“Ternyata nama kapiten pattimura itu bukan Thomas tapi Ahmad. Ahmad Lussy,” ujar UAH dalam video yang diunggah oleh akun @Avendi_Prasetyo.
Lebih lanjut jelas UAH bahwa Ahmad Lusi itu adalah seorang pejuang Islam di masa lampau yang merupakan seorang Kiai dan pemimpin pesantren.
“Beliau itu adalah seorang pejuang, beliau itu adalah seorang kiyai, beliau itu adalah seorang pemimpin pesantren, beliau arahkan anak-anak santrinya untuk berjuang menegakkan kebenaran di bumi pertiwi ini, makanya Ahmad, Ahmad Lusi tiba-tiba berubah jadi Thomas”, ujarnya.
Ia kemudian menyebut ada pihak-pihak yang mencoba membelokkan sejarah dengan mengubah nama Pattimura menjadi Thomas agar orang tidak ingat bahwa pejuang ini dekat dengan Allah.
“Orang ini berasal dari pesantren makanya kemudian dibuang nama-nama itu persis seperti orang barat dulu pernah melakukannya, Ibnu Sina diganti jadi Avicenna, Ibnu Rusyd diganti jadi Averroes dan lain sebagainya”, ungkapnya.