Pegiat media sosial, Denny Siregar, mengomentari orang atau pihak yang ‘jualan’ islamofobia di Indonesia yang negaranya mayoritas muslim.
Hal itu disampaikan Denny melalui akun Twitter pribadinya setelah beberapa hari lalu ada deklarasi Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI).
Belakangan ini, isu soal islamofobia memang kembali mencuat setelah deklarasi GNAI itu digelar di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar, Jakarta, pada Jumat (15/7/2022).
Denny Siregar menyebut bahwa ‘jualan’ islamofobia di negara yang mayoritas muslim tidak laku.
Menurutnya, hal itu sama saja seperti jualan nasi bungkus di tengah pendemo yang berharap mendapat makanan gratis.
“Jualan Islamfobia di negara mayoritas muslim tuh sama seperti jualan nasi bungkus di tengah pendemo yang berharap gratis.. Gak laku,” tegasnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @Dennysiregar7 yang diunggah pada Selasa (19/7/2022).
Tak hanya itu, Denny juga menyinggung soal islamofobia pada cuitan sebelumnya.
Pada Sabtu (16/7/2022), ia mengunggah poster GNAI yang bertuliskan, “STOP ISLAMOFOBIA. UMMAT ISLAM HARUS BERSATU. JANGAN MAU DI-ADU.”
Saat memposting poster tersebut, Denny menyebut pihak yang suka meng-kafirkan orang, tetapi justru mau umat Islam bersatu saat terpojok.
Denny menyampaikan, “Yang tukang ngafir2in elu.. Yang rese elu juga.. Yang suka ngadu domba elu lagi.. Yang suka hina orang juga elu.”
“Trus ketika dihantam balik, kepojok, sekarang tereak umat Islam harus bersatu. Kan bang..... sat,” sambungnya.
Tak hanya itu, Denny bahkan mengaku ingin tertawa setiap mengdengar kata islamofobia.
“Gua setiap dengar kata "Islamfobia" kok berasa pengen ketawa ya,” pungkasnya pada Senin (18/7/2022).
Jualan Islamfobia di negara mayoritas muslim tuh sama seperti jualan nasi bungkus di tengah pendemo yang berharap gratis..
— SayapSayapPatah 18Agustus (@Dennysiregar7) July 19, 2022
Gak laku.