Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa keberadaan Ormas Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memberikan ruang bagi tumbuhnya pluralisme di Indonesia.
Berdasarkan survei SMRC pada bulan Mei lalu, warga yang mengaku anggota NU 58 persen tidak setuju dengan pandangan kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia harus berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana diyakini hanya oleh pemeluk agama Islam.
"Anggota Muhammadiyah juga memiliki kecenderungan yang sama (pandangan kehidupan berbangsa), 58 persen yang tidak setuju," ujar pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangan tertulis yang diterima Populis.id, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga: Terkait Toleransi di Indonesia, Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Tidak Toleran pada Agama Yahudi
“NU dan Muhammadiyah ini menarik. Umumnya mereka (anggota NU dan Muhammadiyah) tidak melihat ketuhanan yang maha esa itu harus sesuai dengan ajaran Islam saja, tapi harus terbuka bagi semua agama,” sambungnya.
Saiful menjelaskan bahwa kecenderungan yang sama dari NU dan Muhammadiyah juga nampak dalam aspek yang berkaitan dengan penerjemahan sila pertama dalam hukum.
Ada 71 persen anggota NU yang tidak setuju jika Ketuhanan Yang Maha Esa diterjemahkan ke dalam hukum yang hanya berlaku bagi orang yang beragama Islam, yang setuju 26 persen.
Sementara anggota Muhammadiyah yang tidak setuju dengan pandangan itu 73 persen, yang setuju 27 persen.
Baca Juga: Survei SMRC: Jika Pilpres Dilakukan Sekarang, Massa Pemilih NasDem Konsisten Pilih 2 Nama Ini
Dari data itu, Saiful menyimpulkan bahwa basis sosial untuk pluralisme keagamaan ada dalam masyarakat Indonesia.
“Kalau selama ini NU itu dianggap sebagai satu organisasi yang penting untuk menumbuhkan pluralism di Indonesia, di sini terlihat,” jelas Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta.
Sementara aspek memprioritaskan umat Islam dibanding umat agama lain, mayoritas warga NU (57 persen) dan warga Muhammadiyah (64 persen) tidak setuju.
Baca Juga: SMRC: Ganjar dan Prabowo Bakal Merebutkan Suara Pemilih Jokowi 2019 Silam
Survei SMRC ini dilakukan lewat tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).