Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menyoroti soal analisis kemungkinan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo menjadi kunci penyelidikan kasus kematian Brigadir J.
Seperti yang diketahui, Komnas HAM menyatakan bahwa pemeriksaan ART dan ajudan Ferdy Sambo semakin memperjelaswaktu insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J tersebut.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mengaku pihaknya telah membuat kemajuan yang signifikan setelah melakukan pemeriksaan terhadap ART dan ajudan Ferdy Sambo.
“Pemeriksaan hari ini melengkapi keterangan minggu lalu yang disampaikan oleh adc lain,” ujar Beka di kantor Komnas HAM, Senin (1/8/2022).
Mengetahui pernyataan tersebut, Refly menilai bahwa hal itu bukanlah temuan yang signifikan.
“Signifikan itu ialah hal yang membuka fakta baru,” jelasnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/8/2022).
Refly menegaskan bahwa publik tidak mendapatkan informasi yang disebut semakin jelas dan signifikan oleh Komnas HAM itu.
Ia menyampaikan, “Atau mungkin wartawannya tak mencatat dan saya juga tak melihat langsung konferensi persnya.”
Baca Juga: Ade Armando Ngegas Pas Dengar Anies Dinyinyirin Gegara Anaknya Gak Pakai Jilbab! Keras Bos!
Menurut Refly, kunci utama dalam kasus kematian Brigadir J justru hanya tiga orang, yaitu Bharada E, Ferdy Sambo, dan istrinya yang bernama Putri Candrawathi.
“Sayangnya, dua orang terakhir (Ferdy Sambo dan istri) tidak diperiksa. Alat komunikasi mereka pun tak diperiksa,” tegasnya.
Selain itu, Refly juga menduga ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan di belakang layar, tetapi tidak diinformasikan ke publik.
Ia mengatakan, “Masyarakat disuruh menunggu apa yang harus ditelan informasinya. Sebab, kerangka kasus sudah makin jelas, tetapi masih sulit untuk menentukkan siapa tersangkanya.”
Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.