Ade mengatakan, “Bagi mereka, jilbab adalah penentu baik buruknya akhlak seorang perempuan. Buat mereka, perempuan yang tidak berjilbab disamakan dengan perempuan jalang yang akan membawa pria ke dalam neraka.”
“Dokter Tifa bahkan nampaknya pecaya bila Mutiara tidak berjilbab, yang harus disalahkan adalah ayahnya,” sambungnya.
Meski bukan pendukung Anies, Ade menyebut Anies bisa menjadi teladan untuk umat Islam soal keputusan seorang anak ingin berjilbab atau tidak.
“Saya duga mereka percaya bila Anies membiarkan Mutiara tidak berjilbab, maka Anies adalah contoh presiden tidak beriman yang tidak boleh dipilih sebagai pemimpin. Saya sendiri bukan pendukung Anies. Tapi bukan karena itu saya berharap Mutiara tetap tidak mengenakan jilbab,” ungkapnya.
Ade melanjutkan, “Bila putri Anies tidak berjilbab sang ayah membiarkannya, itu akan menjadi teladan penting bagi umat Islam konservatif yang mengidolakan Anies bahwa jilbab bukanlah sebuah keharusan.”
Hal itu karena Ade menilai kalau jilbab merupakan sebuah pilihan seseorang ingin mengenakannya atau tidak.
“Jilbab adalah sebuah pilihan cara berpakaian yang bisa dikenakan, bisa tidak. Itu adalah sebuah cara pandang beragama yang pluralis dan liberal,” tuturnya.
“Ini menjadi penting karena soal berjilbab ini adalah sebuah isu yang bisa merusak bangsa,” pungkas Ade menandaskan.