Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan lembaganya secara sigap telah menangani kasus penimbunan beras bantuan sosial presiden (Banpres) yang berhasil terkuak di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Minggu (31/7/2022).
Risma mengatakan pasca kasus itu meluap di masyarakat, dirinya langsung membentuk dan menugaskan tim yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementerian Sosial Dadang Iskandar untuk menangani kasus tersebut hingga tuntas.
"Jadi setelah kasus itu mencuat, saya menugaskan tim kami yang dipimpin oleh Kepala Inspektor kemudian dengan beberapa anggota serta dari dirjen yang menangani bantuan. Kita tugaskan malam itu juga langsung dilanjut besok paginya," kata Risma saat konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: Viral Beras Bansos Dikubur, Satgas Pangan Sudah Periksa Beberapa Pihak Terkait, Jangan Kaget! Ini Hasilnya
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan bahwa sebenarnya kasus penimbunan beras bansos itu sudah menemui titik terang. Hanya saja saat itu dirinya masih belum bisa mengungkapnya secara terbuka.
"Tapi sebetulnya saat itu sudah mulai ada titik terang hasilnya, cuma kita belum berani menginformasikan kejadian yang terjadi di Depok itu seperti apa," ujarnya.
Menurutnya, penimbunan itu juga dilakukan karena kualitas beras yang sudah tidak layak akibat terkena hujan saat proses pengiriman oleh ekspedisi JNE sebagai pihak transporter yang menjadi kepanjangan tangan dari Bulog.
"Bahwa saat itu pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog nah kemudian diperjalanan itu pengirim bantuan itu barangnya itu kehujanan. Barangnya kehujanan sehingga saat itu diputuskan menurut Pak Menko untuk diganti berasnya," katanya.
Baca Juga: Paket Bansos Pak Jokowi yang Dikubur di Lahan Kosong, JNE Hingga Bulog Digarap Polisi, Eng-Ing-Eng
Risma melanjutkan, bahwa sebelumnya pihak JNE telah bertanggung jawab untuk menggantikan seluruh beras yang kehujanan. Sehingga beras bantuan yang kehujanan itu menjadi milik dari pihak JNE, dan mereka memilih untuk menguburkannya.
"Mereka harus mengganti, karena meskipun mereka tidak tahu kualitas beras itu seperti apa tapi dia sudah kehujanan. Gitu perjanjiannya katanya. Sehingga kemudian digantilah beras itu," ungkapnya.