Publik banyak salah paham tentang kasus yang menimpa Roy Suryo. Sebagian masyarakat menganggap bahwa mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu ditetapkan sebagai tersangka karena membuat meme stupa.
Hal itu secara tegas dibantah oleh pelapor Roy Suryo, Herna Sutana. Ia menegaskan bahwa meme yang disebarkan Roy bukanlah meme stupa, tapi Buddha Gautama yang sangat dijunjung oleh umat Buddha.
"Jangan ada yang menyebut lagi itu meme stupa. Stupa itu yang bentuk kerucut. Disana ada dua stupa dan rupa. Yang diedit adalah patung, bukan stupa. Itu patung Buddh Gautama yang diedit menyerupai wajah seseorang," katanya di Jakarta pada Rabu (03/08/2022).
"Buddha Gautama itu simbol sakral. Itu 'Nabi' kami istilahnya, yang menjadi panutan dan teladan kami. Kalau cuma stupa itu bangunan aja, ini bukan, ini Buddhanya," sambungnya.
Maka dari itu, ia menegaskan sangat sakit hati dengan unggahan yang dilakukan oleh Roy Suryo. Terlebih, Roy mengupload itu menggunakan kalimat yang menyebut editan tersebut lucu dan layak ditertawakan.
"Ini selain diunggah ulang, kata ngenyeknya itu lho. Dia bilang editan itu lucu, trus diisebut ambyar. Itu melukai hati kami," ucapnya.
Herna menegaskan bahwa sebagai seorang tokoh, terlebih seorang publik figur tidak selayaknya mengunggah hal-hal sensitif. Terlebih, kata dia, soal agama. Ia menilai seharusnya seorang mantan pejabat sudah peka dengan hal tersebut.
"Publik figur harusnya bijak menyikapi media sosial yang beredar, paham arahnya kemana, paham bahwa jangan sampai melukai pihak lain. Apalagi ini soal agama, ini sangat sensitif," tegasnya.
Terakhir, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan agama sebagai bahan candaan dalam bentuk apapun, terlebih di media sosial. Menurutnya, tidak layak ajaran agama dijadikan bahan olokan karena bisa membuat kegaduhan di publik.
"Jangan ada lagi agama digunakan untuk bahan olok-olokan karena bisa memecah belah masyarakat. Namun kita bersyukur dalam kasus ini kita mendapat dukungan yang luar biasa dari masyarakat bahkan yang di luar umat Buddha," pungkasnya.