Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) membongkar jejak karir Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E.
Dari hasil pemeriksaan lembaga itu, diketahui pria asal Manado itu bukan ade de camp (ADC) atau ajudan Ferdy Sambo, dia juga bukan seorang penembak jitu sebagaimana yang digembar gemborkan di awal - awal kasus pembunuhan Brigadir Yosua alias Brigadir J mengemuka.
“Beberapa hal yang mungkin harus diketahui Bharada E ini bukan sniper, bukan ajudan. Bharada E ini adalah sopir,” kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu Jumat (5/8/2022).
Edwin menjelaskan selama ini, Bharada Eliezer hanya melakoni pekerjaan sebagai supir pribadi Ferdy Sambo. Tidak dijelaskan sudah berapa lama yang bersangkutan melakoni pekerjaan tersebut.
“Info dari Bharada E, beliau sopir untuk Irjen pol Ferdy Sambo,” jelas Edwin.
Adapun eks Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat menyampaikan aksi tembak-tembakan di rumah Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J menyebut Bharada Eliezer adalah penembak kelas 1 di Resimen Pelopor.
Selain itu, Bharada Elizer juga menjadi pelatih teknik penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).
“Bahwa Bharada E ini sebagai pelatih vertical rescue dan di Resimen Pelopor dia menjadi tim petembak kelas satu,” kata Kombes Pol Budhi Herdi di Jakarta, Selasa (11/7).
Dalam aksi tembak-tembakan itu, Bharada Eliezer menggunakan pistol glock 17, dia melepaskan lima tembakan yang semuanya tepat sasaran, semetara Brigadir J menggunakan pistol HS 16 dengan melepaskan 7 tembakan, yang seluruh tembakannya meleset semua.
Kombes Budhi Herdi Susianto sudah dinonaktifkan dari jabatan Kapolres Jakarta Selatan karena berbagai kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J, sementera Bharada Eliezer kini sudah jadi tersangkan dan telah ditahan, Polri sedang mengejar tersangka lain dalam kasus ini.