Kuasa hukum Bharada E, Andreas Nahot Silitonga, menjelaskan mengenai kabar yang menyebut kalau kliennya bukanlah ajudan Irjen Ferdy Sambo, tapi hanya sopirnya.
Kabar itu sendiri datang dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) setelah mereka melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Bharada E.
Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu, mengungkap bahwa dari hasil pemeriksaan, Bharada E hanyalah sopir untuk akomodasi Irjen Ferdy Sambo.
“Beberapa hal yang mungkin harus diketahui Bharada E ini bukan sniper, bukan ajudan. Bharada E ini adalah sopir,” kata Edwin kepada awak media pada Kamis (4/8/2022).
Menanggapi hal tersebut, Nahot pun membenarkan bahwa Bharada E ditugaskan sebagai sopir Ferdy Sambo.
“Saya mendampingi BAP ya dan disampaikan memang dia sopir, benar sopir,” ucapnya dikutip Populis.id dari kanal YouTube tvOneNews yang diunggah pada Kamis (4/8/2022).
Nahot melanjutkan, “Dia ditugaskan sebagai sopir, dia diseleksi sebagai sopir bersama enam orang lainnya kalau saya enggak salah, dia lulus dua orang.”
Meski begitu, ia menegaskan bahwa Bharada E bukan hanya sekadar sopir, tapi ia juga anggota Brimob.
“Cuman, dia itu bukan hanya sekadar sopir, dia adalah anggota Brimob. Pada waktunya nanti, akan kami buktikan training apa saja yang sudah dia lewati, senjata apa saja yang sudah dia pelajari untuk mempergunakan,” jelas Nahot.
“Kita akan membuktikan juga nanti di depan pengadilan bisa enggak dia mendismantle senjata, bisa enggak dia menyatukan kembali senjata itu,” sambungnya.
Nahot mengakui kalau Bharada E memang sopir, tapi ia juga menekankan bahwa kliennya itu merupakan anggota Brimob selama tiga tahun.
Ia menyampaikan, “Artinya, kalau misalnya kita memberikan statement ke publik, saya sih fair-fair aja, memang dia sopir kok.”
“Cuman nanti saya akan buktikan, dia sopir dan anggota Brimob yang sudah tiga tahun. Dia sejak tahun 2019, sekarang tahun 2022,” lanjut Nahot.
Nahot pun meminta publik membayangkan berapa kali Bharada E berlatih menembak saat menjadi anggota Brimob.
“Saya tidak mau sesumbar. Anda bisa bayangkan bagaimana. Katakanlah dalam waktu satu bulan, ada dua kali latihan tembak paling enggak. Dalam waktu 12 bulan, ada berapa kali latihan tembak?” tanyanya.
Nahot menambahkan, “Jadi katakanlah 2 tahun setengah (latihan menembak). Dia sopir, tapi dia anggota Brimob.”