Saat ini, MAKN memiliki anggota 56 kerajaan, belum termasuk kerajaan-kerajaan kecil yang ada di bawahnya. Sebelum merdeka, MAKN mencatat di Nusantara terdapat sekitar 250 kerajaan.
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang tersebut menyampaikan Presiden Jokowi memiliki visi bahwa membangun Indonesia tidak selalu harus dari tengah tapi juga bisa dari daerah dan desa-desa.
“Artinya membangun Indonesia dari daerah dan dari desa-desa. Kerajaan-kerajaan ini kan adanya di daerah-daerah. Jadi MAKN memiliki posisi strategis,” ucapnya.
Walau kerajaan-kerajaan tidak lagi memiliki kewenangan politik, katanya, tapi kerajaan-kerajaan tetap memiliki kekuatan budaya, adat istiadat, dan segala kearifan lokal lainnya.
Gobel juga mengatakan, kain tradisional seperti batik, tenun, dan songket serta herbal, kuliner, dan handicraft seperti ukiran, anyaman, dan bentuk-bentuk kerajinan tangan lainnya memiliki kekuatan sejarah dan nilai-nilai lokal.
Menurutnya “Di dalamnya selalu ada cerita dan dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan keragaman pada motif, sejarah, nilai-nilai, dan ceritanya. Di sini kerajaan sebagai kekuatan budaya memiliki peran penting,”.
Oleh karena itu, menurutnya, kerajaan-kerajaan Nusantara memiliki peran penting dalam menjaga dan mewariskan semua kekayaan tersebut.
“Pada poin ini, kerajaan-kerajaan Nusantara bisa mengambil posisi dalam pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Bisa dalam hal tata nilai, adat, dan budaya maupun dalam hal keterampilan, pengetahuan, dan sejarahnya,” tuturnya.
Rachmat Gobel memberi saran pada MAKN untuk bersinergi dengan Kemendikbud, Kemenparekraf, Kemenkop UKM, Kementan, Kemenperin, dan Kemen-BUMN.
“Tapi fokusnya pada masalah SDMnya,” katanya.
Menurutnya, Melalui pendekatan pembangunan SDM ini, juga akan mengoptimalkan sinergi dengan pemerintah daerah.
"Karena mereka yang lebih paham kondisi setempat," tutupnya.
