Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menilai masih banyak program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang masih belum tuntas. Hal ini disebut hanya menambah beban Penjabat (Pj) Gubernur yang akan menggantikan Anies per 16 Oktober mendatang.
"Sudah pasti beban Pj Gubernur akan lebih berat. Kenapa? Karena dia harus mewujudkan harapan warga Jakarta yang dulu ditumpukkan kepada Gubernur DKI hasil Pilkada 2017," ujar Gembong di gedung DPRD DKI, Senin (22/8/2022).
Baca Juga: Kehangatan PDIP dan NasDem Disebut Hanya Basa-basi Politik, Duet Anies-Puan Nggak Mungkin Kejadian
Gembong mengulik kembali sejumlah program Anies yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022. Salah satu program yang paling disorot dan dianggap tidak berhasil adalah pembangunan rumah DP 0 persen.
Sebab, hingga dua bulan jelang habis masa jabatannya, Anies hanya mampu membangun rumah DP 0 kurang dari 1000 unit. Padahal dalam janjinya, ia menargetkan akan membangun sampai 232.214 unit.
"Padahal dalam RPJMD, Anies menargetkan penyediaan hampir 250 (ribu) rumah DP 0 rupiah," ujar Gembong.
Selain permasalahan hunian, program penanggulangan banjir Anies juga ternyata masih bermasalah. Kata Gembong, program normalisasi sungai masih belum dilakukan lantaran masih terganjal soal pembebasan lahan. Sehingga ia dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan Anies selama lima tahun ini masih jauh dari kata berhasil.
"Walaupun beliau (Anies) katakan sudah tunaikan satu per satu yang dulu dijanjikan pada rakyat Jakarta, tapi dari target yang diberikan ke rakyat Jakarta terlalu jauh untuk dicapai," tuturnya.
Oleh sebab itu, Gembong berharap Pj Gubernur yang akan dipilih nantinya betul-betul memahami Jakarta agar bisa melanjutkan program-program yang tak dapat terselesaikan oleh Anies. Pj Gubernur ini sendiri nantinya akan dipilih langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Dalam Negeri.