Gegara Konsorsium 303 yang Seret Ferdy Sambo, Anggota Komisi III DPR RI Sampai Cekcok Saat Rapat Bareng Kapolri, Astaga

Gegara Konsorsium 303 yang Seret Ferdy Sambo, Anggota Komisi III DPR RI Sampai Cekcok Saat Rapat Bareng Kapolri, Astaga Kredit Foto: Tangkapan Layar/TVParlemen

Suasana Rapat Kerja (Raker) Komisi III dengan Kapolri memanas usai para anggota dewan cekcok di tengah jalannya rapat. Rupanya awal keributan nya lantaran saling interupsi dan penggunaan diksi yang tidak diterima satu sama lain.

Berdasarkan pantauan AKURAT.CO di lokasi, Anggota Komisi III DPR Fraksi PKB Dipo Nusantara sedang melakukan pendalaman kepada kapolri dengan menanyakan diagram Konsorsium 303. Menurutnya Dipo, ada dua versi diagram yang disebutkannya. Pertama versi Irjen Ferdy Sambo yang berada di pucuk pimpinan teratas diagram dan kedua versi pucuk pimpinan yang ditempati Kabareskrim Komjen Agus Adrianto.

Baca Juga: Di Hadapan Kapolri, Komisi III Soroti Isu Bunker Rp900 Miliar dan Judi Online Ferdy Sambo: Itu Uang Beneran atau Uang Monopoli?

"Saya kira hal ini perlu diklarifikasi Pak Kapolri dan jajarannya," kata Dipo, Rabu (24/8/2022).

Belum selesai melakukan pendalaman, Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi NasDem Ahmad Sahroni kemudian menyalakan mikrofon untuk mengingatkan batas waktu yang dimiliki Dipo dalam memberikan pertanyaan kepada kapolri. 

"Pak Dipo, saya interupsi, lebih baik pertanyaannya secara umum. Jangan dibacakan satu per satu, takutnya nanti menyalahartikan orang yang ada di depan sini. Secara umum saja," ujar Bendahara Umum DPP Partai NasDem itu.

Selanjutnya, Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi Gokar Adies Kadir juga melakukan interupsi. Ia mengingatkan agar anggota Komisi III dapat berbicara berdasarkan fakta. Hal itu menyusul pertanyaan Dipo terkait diagram Konsorsium 303 yang juga bertebaran di media sosial.

"Bukan berdasarkan hoaks," kata Adies.

Berniat membela anggota fraksinya di Komisi III Cucun Ahmad Syamsurijal juga ikut melakukan interupsi. Tetapi Adies kekeh bahwa dirinya masih belum selesai berbicara. 

Baca Juga: Aksi Barbar Ferdy Sambo, Mabuk Sambil Tembak Sana Sini, Kepala Bank Sampai Pipis di Celana, Polwan Menjerit Ketakutan: Bang Selamatkan Aku…

"Saya juga interupsi. Saya punya hak anggota itu, maaf pimpinan nggak bisa memotong anggota bertanya," ucap Cucun.

"Saya masih interupsi kenapa dipotong? Kalau orang interupsi tidak boleh dipotong. Bapak ini anggota DPR kenapa tidak mengerti tatib?" balas Adies.

Adies pun melanjutkan interupsinya. Ia kembali mengingatkan untuk tetap berpegang kepada data dan fakta.

Ia menegaskan bahwa apabila ada yang ingin disampaikan berdasarkan perkembangan di media sosial maka perlu diketahui kebenaran atau tidaknya informasi terkait.  

"Jadi tidak usah menyebut nama, jadi begitu. Kita ini orang hukum, bicara tentang hukum. Kalau potong juga masalah pembicaraan baca tatib, boleh nggak interupsi, boleh nggak ngomong," kata Adies.

Selesai Adies bicara, Cucun kembali meminta interupsi, namun Sahroni kemudian mempersilakan Dipo agar melanjutkan apa yang ingin disampaikan di sesi pendalaman.

Suasana kembali memanas, ketika Dipo merespons Adies terkait 'orang hukum' tetapi dibalas Adies dengan pertanyaan perihal gelar doktor.

"Saya lanjutkan ketua, saya juga orang hukum ketua," kata Dipo.

Setelah Dipo menyelesaikan pertanyaannya untuk kapolri, Cucun kemudian melakukan interupsi kembali. Ia mengingatkan Adies bahwa kedudukan mereka dengan anggota adalah sama.

"Saya juga menduduki pimpinan, nggak pernah saya diktator anggota harus di bawah pimpinan. Tolong juga hargai anggota, ini anggota fraksi saya, bapak jangan potong. Kalau waktu mau habis ingatkan waktu, jangan sampai ke substansi, nggak boleh," tutur Cucun

Ketua Fraksi PKB di DPR ini juga meminta Adies untuk menghormati Dipo yang notabene merupakan anggota Fraksi PKB agar tidak membanding-bandingkan gelar doktor.

"Jangan ngomong Pak Dipo bukan doktor, Pak Adies doktor dan dikomparasikan begitu nggak boleh pak. Apa jadi standar doktor itu?" tegas Cucun.

Mendengar interupsi Cucun, Adies melakukan interupsi. Ia tidak terima bahwa Cucun menyebut pimpinan Komisi III dengan kata diktator.

"Interupsi pimpinan, saya nggak suka dibilang diktator. Siapa yang diktator di sini? Saya hanya meluruskan di sini, jangan sebut nama, itu saja yang saya bilang," kata Adies.

Menanggapi percekcokan tersebut, Sahroni kemudian mencoba menenangkan. Ia berujar agar rekannya di Komisi III tetap bisa menjaga etika. Mengingat rapat ditonton masyarakat luas.

"Ini ditonton oleh puluhan juta orang. Kalau etika Komisi III tidak bisa memberikan kepada publik dengan jelas, rusak ini kita. Lebih baik kita pelan-pelan, sabar dulu," 

Terakhir, dirinya meminta anggota dan pimpinan Komisi III tetap tenang dan dapat prihatin dengan kondisi Kapolri Listyo yang tengah stres.

"Terkait Pak Adies kalau masalah doktor atau segala macam kita semua pasti punya gelar. Tapi kiranya kita yuk kita dinginkan kepala, kasihan pak kapolri sudah stres ini dia. Lebih baik kita mengedepankan kepentingan persaudaraan saat ini," kata Sahroni.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover