Gobel menjelaskan, pabrik dan industri sama-sama memiliki mesin dan segala peralatan, ada lahan, ada karyawan, dan ada produk yang dihasilkannya. Apabila pabrik berhenti memproduksi suatu barang, maka industri tidak berhenti di situ. Sebab, industri harus memiliki ekosistem, tata nilai, harmoni sosial, dan lingkungan hidup.
"Dalam industri betarti membangun peradaban, membangun manusia dan lingkungannya. Jadi harus berpikir tentang keberlanjutan. Jadi ini soal pola pikir," paparnya.
Menurutnya, tidak mudah mewujudkan potensi kekuatan ekonomi kaum santri menjadi kekuatan ekonomi yang riil. Wawasan, keahlian, biaya, pengalaman, dan kerja sama dibutuhkan untuk membangun dan menguatkan koperasi. Gobel mengibaratkannya seperti sebuah lidi.
"Mari kita bangkit dengan bersatu untuk memajukan Indonesia," tandasnya.
Baca Juga: Denger Nih! Airlangga Sebut Potensi Indonesia Alami Resesi Ekonomi Kecil
Acara yang berlangsung di Makara Art Center Universitas Indonesia itu juga menampilkan Monolog Negeri Sarung oleh grup Ki Ageng Ganjur yang dipimpin Ngatawi Al-Zastrow.
Monolog ini menampilkan Inayah Wahid sebagai bintang utama. Acara ini dihadiri Ny Shinta Nuriyah Wahid, KH Said Aqil Siroj, KH Marsudi Syuhud, Gus Taj Yasin, dan Dekan FIB UI Bondan Kanumoyoso.
Pada kesempatan itu, Gobel yang hadir mengenakan sarung, usai acara melepas sarungnya untuk diserahkan kepada panitia untuk dijadikan ornamen seni instalasi.