Putri Candrawathi Ngaku Lebih Baik Mati, Sampai-sampai Menyalahkan Diri Sendiri, Ternyata Oh Ternyata

Putri Candrawathi Ngaku Lebih Baik Mati, Sampai-sampai Menyalahkan Diri Sendiri, Ternyata Oh Ternyata Kredit Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Ketua Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan Andy Yentriyani menduga ada peristiwa kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi oleh Brigadir J.

Peristiwa kekerasan seksual itu diduga terjadi saat di Magelang, 7 Juli 2022. Namun, menurut Andy, Putri mengaku enggan melaporkan dugaan tersebut yang dialaminya karena malu.

Kepada Komnas Perempuan, Putri juga mengaku mendapatkan ancaman dari Brigadir J setelah dirinya menerima dugaan pelecehan seksual.

“Kami perlu menegaskan bahwa keengganan pelapor untuk melaporkan kasusnya sedari awal itu karena memang merasa malu, dalam pernyataannya ya, merasa malu, menyalahkan diri sendiri, takut pada ancaman pelaku dan dampak yang mungkin mempengaruhi seluruh kehidupannya,” tutur Andy dalam keterangan, Jumat (2/8/2022).

Baca Juga: Tidak Diperagakan Adegan Bopong Putri Candrawathi dalam Rekonstruksi Brigadir J, Komnas HAM Beri Penjelasan Ini, Ternyata...

“Dalam kasus ini, posisi sebagai istri dari seorang petinggi kepolisian pada usia yang jelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut kepada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati. Ini disampaikan berkali-kali,” lanjutnya.

Baca Juga: Terbongkar! Rekaman CCTV Rekayasa Sengaja Disebar untuk Dukung Skenario Ferdy Sambo, Nggak Nyangka!

Andy namun enggan menjelaskan bentuk dugaan ancaman yang didapatkan Putri dari Brigadir J. Karena menurutnya, pengakuan tersebut masih perlu untuk didalami.

“Kalau dari keterangannya demikian, tapi ini perlu diselidiki lebih lanjut. Nanti ditanyakan saja pada penyisik itu sudah disampaikan semuanya itu dalam laporan,” tuturnya.

Baca Juga: Foto Jasad Brigadir J Tengkurap Berlumuran Darah Hampir 1 Jam di Lantai, Refly Harun: Apa yang Dilakukan Komnas HAM...

Andy mengatakan relasi kuasa antara bawah dan atasan tidak bisa menghilangkan potensi terjadi kekerasan seksual. Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak menyalahkan korban.

Baca Juga: Terbongkar! Video Perencanaan Ferdy Sambo, Tanyakan Para Ajudan Siapa yang Siap Tembak Brigadir J

“Kita perlu memikir ulang bahwa relasi kuasa antara atasan dan bawahan saja tidak cukup untuk serta-merta menghilangkan kemungkinan terjadinya kekerasan seksual. Karena relasi kuasa itu sesungguhnya sangat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh konstruksi gender, usia, maupun juga kekuasan, kekuasaan lainnya,” tuturnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini