Survei Indikator: Mayoritas Warga Lebih Setuju Subsidi Harga BBM Daripada BLT

Survei Indikator: Mayoritas Warga Lebih Setuju Subsidi Harga BBM Daripada BLT Kredit Foto: Achmad Rizki Muazam

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menolak subsidi BBM dialihkan ke Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Sebanyak 58,6 persen masyarakat lebih memilih subsidi harga barang, dalam hal ini setuju jika subsidi BBM tetap diterapkan. Sementara hanya 37,9 persen yang setuju subsidi tunai langsung, artinya setuju dengan BLT.

"58,6 persen responden itu maunya subsidi dalam bentuk barang, bukan subsidi uang. Jadi, 58 persen itu maunya subsidi dalam bentuk harga barang sehingga lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi secara daring, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga: Survei Indikator: Pendukung Jokowi dan Prabowo Kompak Tolak Kenaikan Harga BBM

"Tetapi ada 37 persen yang bilang subsidi itu yang bentuknya tunai hanya diberikan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan," sambung dia.

Kendati demikian, Burhanuddin menjelaskan, dari angka 58,6 persen yang memilih subsidi harga barang didominasi oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.

"Mungkin kita bisa menyimpulkan sebagian masyarakat yang kelas menengah atas mau dapat subsidi juga. Kalau subsidinya tunai itu kan hanya kelompok yang membutuhkan saja yang menerima," terang dia.

Baca Juga: Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Tolak Kenaikan Harga BBM

Lebih lanjut dia menjelaskan, responden yang meminta subsidi dalam bentuk harga barang didominasi oleh kalangan pegawai dengan tingkat pendapatan lebih besar.

Sementara kalangan petani lebih banyak meminta subsidi diberikan secara tunai langsung kepada orang yang membutuhkan.

"Jadi, di sini datanya selesai bahwa ini ada persoalan kelas dan persoalan kelompok yang mungkin di mata sebagian orang berkecukupan tetapi kalau ditanya mereka juga mau mendapat subsidi dalam bentuk harga barang," tutur Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut.

Baca Juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Ricuh, Massa Saling Teriaki Polisi: Didikan Sambo! Bawaan Sambo Kalian Semua!

Survei Indikator ini dilakukan pada 25-31 Agustus 2022 kepada 1.219 responden warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas dengan metode random digit dialing (RDD).

Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 96 persen. Wawancara dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang sudah dilatih.

Sebelumnya, Jokowi menaikkan harga BBM dengan alasan beban APBN sudah besar. Dia pun mengalihkan beban subsidi BBM tersebut untuk program Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover