Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin ikut mengomentari sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang belakangan kerap masuk ke dalamĀ gereja dan mengenakan aksesoris mirip stola pendeta. Novel menduga bahwa hal itu dilakukan Anies dengan tujuan baik.
"Masalah niat Anies hanya Anies dan Allah yang tahu, namun saya berhusnudzon apa yang dilakukan dengan tujuan baik," kata Novel kepada Populis.id, Rabu (7/9/2022).
Novel juga menduga bahwa Anies mengenakan stola mirip pendeta itu karena ketidaktahuannya. Sebagai sesama umat muslim, ia merasa turut bertanggung jawab untuk menyampaikan pemahaman yang benar.
"Hanya mungkin kurang pemahaman yang dalam tentang agamanya, sehingga kita sebagai sesama umat islam wajib menyampaikan kepadanya dengan pemahaman yang benar sesuai pendapatĀ jumhur ulama," pungkasnya.
Lebih lanjut, Novel mengingatkan bahwa berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), pluralisme agama itu diharamkan. Sebagaimana hal itu juga turut dipertegas dengan hadis nabi.
"Siapapun yang beragama islam melakukan unsur pluralisme jelas haram sesuai fatwa MUI No 7 tahun 2005 dan diperjelas dengan hadis nabi 'Man Tasyabbaha Bi qowmin, Fahuwa Minhum', barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka dia termasuk kaum itu," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sorotan publik usai mengenakan aksesoris mirip stola pendeta. Hal itu terjadi saat Anies meresmikan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing, Jakarta Utara.
Namun, stola yang dipakai Anies memang sedikit berbeda dengan milik pendeta yang biasanya dihiasi gambar atau sulaman simbol-simbol kekristenan. Stola yang dipakai Anies Baswedan hanya bergambar dua bintang berwarna keemasan di sisi kiri dan kanan serta tulisan 'Terima Kasih Pak Anies'.