Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani menyebut rangkaian Pilpres pada 2024 akan berlangsung secara dua putaran apabila sosok capres yang akan bersaingnya adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
"Kemungkinan kalau tiga calon ini yang bersaing, atau pemilu dilakukan sekarang kemungkinan terbuka untuk putaran kedua," kata Deni saat merilis hasil survei SMRC melalui siaran YouTube, Kamis (8/9/2022).
Sebab berdasarkan hasil survei SMRC baru-baru ini, dari ketiga tokoh tersebut tidak ada satupun sosok yang berhasil mendapatkan dukungan melebihi dari 50 persen. Sementara aturan main dalam Pilpres untuk bisa dinyatakan menang yakni harus memiliki suara lebih dari 50 persen.
Ganjar Pranowo sebagai peraih dukungan tertinggi hanya mampu mendapat suara sebesar 44,6 persen. Peluang Anies dan Prabowo pun semakin kecil karena tertinggal jauh dengan suara Ganjar yang sudah di atas angin.
"Dari kelompok pemilih yang mengetahui ketiga calon ini, Ganjar mendapat dukungan 44,6 persen, unggul signifikan dari Prabowo 25,7 persen, kemudian Anies mendapat 21,7 persen," tuturnya.
Baca Juga: Perpecahan PPP Jadi Angin Segar Bagi Anies Baswedan, Bakal Jadi Capres Asalkan...
Perselisihan suara Anies dan Prabowo ini bisa dikatakan sengit, karena tak berbanding begitu jauh. Deni mengatakan keunggulan signifikan itu bisa disebut jika angkanya melebihi dua kali margin off error atau sekitar 6,2 persen.
"Selisihnya ini masih lebih kecil dari dua kali margin of error, jadi tidak bisa disimpulkan secara meyakinkan apakah Prabowo unggul atas Anies, atau bisa jadi faktanya Anies yang unggul, atau Prabowo yang unggul," ujarnya.
"Disamping itu juga masih ada 8 persen yang menyatakan belum menjawab, kalau itu bisa ditarik secara maksimal oleh salah satu calon bisa mempengaruhi elektabilitas dari Prabowo dan Anies," tambahnya.
Adapun, survei dari lembaga SMRC ini dilakukan selama 5 sampai 13 Agustus 2022, dengan teknik wawancara di lapangan terhdap 1053 responden. Hasil survei ini memiliki margin of error kurang lebih 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.